SITUBONDO, iNews.id –Kabar gembira dari Cabang Olahraga (Cabor) Panjat Tebing Kabupaten Gresik di Porprov Jawa Timur. Atlet Panjat Tebing Putri berhasil meraih emas dan mengalahkan lawannya dari Kota Surabaya.
Ia adalah Askia Ashazhara, siswi SMA Wijaya Putra yang menjadi atlet Kabupaten Gresik. Berkat perjuangan yang tak kenal lelah, Askia berhasil mengalahkan altel asal Kota Pahlawan dalam final Porprov Jawa Timur. Keberhasilan Askia dalam menjuarai Panjat Tebing membuat pundi-pundi medali Kota Santri terus bertambah.
“Saingan paling berat dari Surabaya. Tapi saya bisa mengatasinya dengan baik. Dan Alhamdulillah, dapat emas," kata Askia Ashazhara dalam wawancara dengan iNewsSurabaya.id.
Askia menuturkan, sebenarnya dalam pertandingan yang digelar di Proprov Jawa Timur, musuh-musuh yang dihadapi tak seberapa kuat. Karena Panjat Tebing membutuhkan ketrampilan khusus yang tidak sembarang atlet bisa menguasai tekniknya.
Menurutnya, selama atlet menguasai teknik dengan dipadukan fisik yang dimiliki alet, maka pertandingan akan berjalan dengan mudah. Meski demikian, Askia mengaku telah menyiapkan secara khsusus sebelum pertandingan Porporv Jatim. “Ndak sulit kok, tapi persiapan fisik dan tenaga harus diasah secara terus menerus. Saya menyiapkan fisik dua kali lipat sebelum pertandingan,” akunya.
Salah satu fisik yang terus digenjot, ungkap Askia, lari menjadi faktor yang sangat penting. Menurut dia, lari memiliki manfaat yang sangat banyak, mulai ketahanan fisik hingga ketangkasan untuk motorik. “Selama ini sekolah juga mendukung saya sebagai atlet. Bahkan saya juga mendapatkan fasilitas untuk latihan,” jelas dia.
Dengan perolehan medali emas ini, Askia mengaku mempersembahkan untuk orang tuanya dan sekolah, serta Kabupaten Gresik. “Saya berharap tahun depan bisa lebih baik dan mampu mempertahankan medali emas,” harapnya.
Ketua Harian Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Gresik, Sofya Ats mengatakan, dirinya meminta atletnya untuk meningkatkan fisik. Menurutnya, faktor penting untuk menang dalam perlombaan adalah fisik. “Disetiap daerah memiliki cuaca yang berbeda. Fisik menjadi faktor penting untuk bisa bertahan,” kataya.
Selain itu, lanjut dia, atlet juga diminta untuk jeli membaca jalur dan menyelesaikan jalur dengan baik. “Butuh teknik khusus juga untuk membaca jalur. Ini harus dikuasai atlet. Tentunya mereka juga kitaa beri motivasi dan keyakinan untuk bisa, pokoknya cuek dengan lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMA Wijaya Putra Surabaya Andri Priyono Djoko mengatakan, banyak atlet yang berprestasi berasal dari sekolah Wijaya Putra. Fakta ini membuktikan pembinaan khusus untuk atlet di Sekolah Wijaya Putra berjalan dengan baik. “Askia ini kan atlet yang sekolah di Wijaya Putra. Ia menempuh pendidikan mulai SMP dan sekarang masuk SMA, kita meneruskan bakat yang dimiliki, jadi tidak mematikan bakat,” katanya.
Andri menegaskan, pihaknya akan serius untuk memperhatikan bakat-bakat yang dimiliki siswa. Mereka akan diarahkan sesuai dengan hobi yang diinginkan. “Kita akan persiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk atlet,” aku dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait