Kopi Banyuwangi Ramaikan Ekspor di Eropa, Ini Trik Masuk ke Mancanegara

Siswanto
Petani kopi di daerah ujung timur Pulau Jawa ini difasilitasi untuk melakukan ekspor ke mancanegara adalam acara Business Meeting di Banyuwangi.(Foto : Siswanto)

BANYUWANGI, iNews.id - Petani kopi di daerah ujung timur Pulau Jawa ini difasilitasi untuk melakukan ekspor ke mancanegara dalam acara Business Meeting, Ijen Caffee Market 2022. Dalam kesempatan ini, Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga turut hadir untuk memberikan trik-trik ekspor ke Eropa.

Trik ini diberkan Wamen Perdagangan dalam Ijen Caffee Market yang merupakan kolaborasi lintas Kementerian, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian PDTT,  Kementerian Koperasi dan UMKM. Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Kementerian BPN/Bapennas dan Kementerian PDTT serta National Support For Local Investment Climate/National Support For Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED). 

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani berterimakasih Banyuwangi telah menjadi tuan rumah Ijen Caffee Market. Kopi tidak hanya bercerita tentang ekonomi, tetapi juga ada kreativitasnya. "Banyak pelaku ekonomi kreatif menjadikan kopi sebagai bahan dasar, " katanya.

"Banyuwangi selama ini juga concern terhadap kopi, untuk mengembangkan komoditas kopi mulai on farm hingga off farm. Alhamdullilah ada peningkatan," tambah Ipuk, saat pembukaan Bussines Meeting, Ijen Coffe Market, Rabu (20/7/22). 

Banyuwangi merupakan salah satu produsen kopi terbesar di Jawa Timur, tidak hanya kopi hasil perkebunan saja ,namun juga kopi rakyat. Banyuwangi sangat dikenal dengan kopi berkualitas baik jenis robusta maupun arabicanya. Sedang luas lahan areal tanaman kopi di Banyuwangi mencapai 15.141 hektar dengan panen kopi mencapai 16.000 ton. Tentu ini sangat menggembirakan, apabila Pemerintah mendorong peningkatan ekspor kopi, jelasnya. 

"Kondisi saat ini Banyuwangi kebanjiran permintaan dari berbagai Negara terhadap kopi Banyuwangi. Bahkan diluar Negeri harga kopi sangat mahal dikarenakan pengaruh perubahan iklim, sehingga kopi sangat menjanjikan menjadi komoditas ekspor," paparnya. 

Ipuk menambahkan, beberapa Negara produsen utama kopi dunia seperti Brazil dan Kolombia menghadapi tantangan karena perubahan iklim serta cuaca ekstrim yang melanda di Dua Negara tersebut. Akibat cuaca ekstrim tahun lalu, dua Negara ini sangat kehilangan lahan perlebunan kopi dan perlu waktu untuk pemulihan. 

"Maka ini peluang besar bagi petani kopi dan UMKM kopi untuk membuat akses jalan pemasaran digital langsung berbagai Negara," papar Ipuk. 

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, Program ini merupakan komitmen dan membantu produk lokal yang berkolaborasi dengan Kanada, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan meningkatkan ekspor kopi. Jerry menambahkan, Ekspor non migas Indonesia, termasuk di dalamnya kopi mulai januari hingga juni 2022, itu mencapai 24.56 milyard USD. "Jadi tidak benar kalau Indonesia itu nilai ekspor kecil," kata Wamendag. 

Dalam ijen Coffee Market ini, petani serta pelaku UMKM kopi terus dipacu dan didorong tidak hanya mengekspor kopi mentah saja, namun dalam produk olahan kopi bisa menambah nilai ekonomi.  Wamendag mengapresiasi langkah - langkah Bupati Banyuwangi dalam meningkatkan UMKM naik kelas digitalisasi sehingga pelaku UMKM ongkos kirim gratis. Ijen Coffe Market juga melibatkan petani serta pelaku UMKM kopi sekitar kawasan Ijen seperti Bondowoso dan Situbondo, terang Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network