SURABAYA, iNews.id - China menyalurkan pinjaman dengan jumlah yang sangat besar ke sejumlah negara di dunia.
Melalui strategi Going Global dan Belt and Road Initiative, China muncul sebagai kreditur resmi terbesar di dunia. Ada empat negara yang saat ini terlilit hutang ke negeri Tirai Bambu itu.
Sebagaimana diketahui, dalam kebijakannya China mengisi kekosongan di pasar pembiayaan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Lonjakan pinjaman dan investasi luar negeri Beijing memicu tuduhan ‘Diplomasi Jebakan Utang’.
Kritikus China menyebut proyek ini bertujuan membebani negara miskin dalam pinjaman serta memaksa mereka mematuhi perjanjian yang dibuatnya.
Berikut beberapa pinjaman terbesar China yang diberikan kepada negara-negara di dunia :
1. Venezuela
Selama lebih dari 20 tahun, Venezuela telah menjadi sekutu terdekat China di Amerika Latin. Mereka membangun sederet perjanjian yang dikritik para kritikus sebagai ‘Jebakan Utang’.
Dalam hal ini, Venezuela menerima uang tunai sebagai imbalan atas pengiriman minyaknya. Dikutip dari Global Voices, pada tahun 2020, negara ini menerima sekitar USD68,7 Miliar dari China.
Pinjaman tersebut hampir setengah dari semua pinjaman China ke Amerika Latin dan Karibia pada periode yang sama.
Venezuela berkomitmen untuk membayarnya dengan minyak yang jumlahnya bervariasi tergantung harga pasarnya.
Meski mendapat banyak kritik, namun pemerintah Venezuela menekankan bahwa kemitraan ini sangat berguna bagi negaranya.
2. Angola
Angola merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Afrika. Sama halnya dengan Venezuela, negara ini juga membayar sebagian besar hutangnya dengan minyak.
Namun, ketika harga minyak dunia turun, Angola harus membayarnya dengan lebih banyak minyak dibanding sebelumnya.
Dikutip dari SCMP, IMF mengkritisi Angola yang terlalu bergantung kepada minyaknya.
Seperti yang diketahui, minyak mentah dan produknya menyumbang 96 persen dari total ekspor negaranya. Angola diketahui sebagai negara yang cukup bergantung pada pinjaman China.
Hal ini dimulai ketika negara ini bangkit setelah terlibat perang saudara panjang. Tercatat, Angola telah meminjam sekitar USD42,6 Miliar dari China.
Angka tersebut sekitar sepertiga dari total pinjaman China ke negara-negara Afrika antara tahun 2000 hingga 2019.
3. Pakistan
Survei ekonomi terbaru Pakistan menunjukan besarnya ketergantungan Pakistan terhadap pinjaman China.
Semua masalah seperti tingkat pinjaman yang tinggi, pinjaman yang tidak berhati-hati, hingga anggaran pertahanan yang terlalu besar membuat keuangan Pakistan tidak sehat.
Uniknya, semua solusinya tidak lepas dari keterlibatan China. Dikutip dari The Times of India, pinjaman China ke Pakistan adalah sekitar USD14,5 miliar.
Angka tersebut menjadi salah satu yang terbesar jika dibandingkan dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) (USD14 miliar) dan Bank Dunia (USD18,1 miliar).
Namun, angka tersebut belum termasuk jenis pinjaman lain seperti Administrasi Valuta Asing Negara China (SAFE) yang telah meminjamkan pinjaman kepada Pakistan sekitar USD7 miliar.
4. Ethiopia
Sejak November 2020, Ethiopia mengalami konflik internal bersenjata. Hal ini membuatnya terkena krisis dan beberapa ekonomi kuat di dunia turut membantunya, termasuk China.
Dikutip dari United States Institute of Peace, Ethiopia menjadi pusat utama proyek China’s Belt and Road Initiative, sebuah program untuk memperluas pengaruh China dengan membiayai dan membangun infrastruktur di negara-negara berkembang.
Keterlibatan kuat China membuat Ethiopia menjadikannya mitra dagang utama. Akan tetapi dalam hal ini ada kekhawatiran mengenai keberlanjutan utang China di negara ini yang mencapai USD13,7 Miliar. Angka tersebut adalah yang terbesar kedua setelah Angola di Afrika
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait