MOJOKERTO, iNews.id - Kerajaan Majapahit pernah hilang, tepatnya tahun 1527. Kisah kerajaan terbesar di nusantara tersebut kembali mencuat berkat temuan Gubernur Inggris, Thomas Stamford Raffles di Trowulan, Mojokerto.
Sosok paling berjasa atas temuan tersebut adalah Thomas Stamford Raffles, saat ini catatannya menjadi salah satu sumber pengetahuan tentang Majapahit. Raffles termasuk orang pertama yang menuliskan kondisi situs-situs Majapahit. Ia adalah Letnan Gubernur Inggris yang ditugaskan di wilayah Indonesia. Ia datang beserta armada Inggris di muara Cilincing Batavia pada bulan Agustus 1811.
Majapahit saat kedatangan Raffles tentunya sudah berupa puing-puing saja. Namun, catatan Raffles ini termasuk catatan yang membuka penelitian terhadap Majapahit di masa berikutnya.
Bagaimana kondisi Majapahit saat kedatangan Raffles? Menurut salah satu artikel Adrian Perkasa dalam buku "Sandhyakala ning Majapahit Pembelajaran dari Pasang Surut Kerajaan Majapahit", Raffles menulis semua yang ia temui terkait Kerajaan Majapahit dalam buku besarnya, "History of Java".
Sejak datang ke Indonesia, terutama saat melihat Surakarta dan Jogjakarta, Raffles telah menunjukkan ketertarikan pada peninggalan Kerajaan Hindhu-Budha di Indonesia. Ia bahkan memiliki sejumlah koleksi arca dari Candi Singhasari Jawa Timur.
Dalam buku "History of Java", Raffles mendedikasikan lebih dari 30 halaman untuk membahas awal berdirinya kerajaan Majapahit hingga masa keruntuhan. Dijelaskan bahwa terdapat dua versi tentang berdirinya kerajaan Majapahit. Raffles sendiri berkesempatan untuk mengunjungi kota Majapahit pada tahun 1815. Saat itulah persentuhan langsung Raffles dengan kota Majapahit.
Sebelum mengunjungi reruntuhan Majapahit di Trowulan, Raffles telah mendapatkan informasi tentang daerah ini dari laporan seorang residen, Letnan H. G. Jourdan. Pada tahun 1813, Letnan Jourdan melaporkan kepada Kolonel Mackenzie bahwa kawasan Trowulan yang berada di dekat Wirasaba itu dipenuhi oleh rerimbunan pohon dan bambu.
Ada beberapa hal yang bisa digunakan untuk melacak jejak keberadaan sebuah kota masa lalu di Trowulan. Berbagai arca dan artefak memperlihatkan ciri kehinduan dapat ditemukan dan masih dalam kondisi baik.
Sayangnya, masyarakat setempat tidak dapat menjelaskan informasi mengenai reruntuhan maupun temuan benda-benda arkeologi lain. Namun, masyarakat di sekitar Trowulan percaya bahwa benda-benda tersebut memiliki kekuatan magis.
Nampaknya, kisah kejayaan Majapahit telah terputus sejak 1527 hingga masa kedatangan Raffles ini. Kondisi Trowulan saat kedatangan Raffles memiliki ingatan kolektif bahwa dulu di tempat itu pernah berdiri sebuah kerajaan besar yang wilayahnya bahkan menjangkau Negeri Syam.
Raffles mencatat kondisi Trowulan saat itu menunjukkan tanda kejayaan masa lalu yang lebih dibanding tempat lainnya di Jawa bagian timur. Raffles juga mengkonfirmasi bahwa kawasan tersebut telah menjadi hutan yang didominasi pohon jati.
"Hampir di seluruh kawasan yang tertutup hutan jati sejauh beberapa mil ini, mudah sekali ditemukan reruntuhan maupun bangunan dari batu bata. Menurut Raffles, hal tersebut menjadi bukti bagaimana luas dan kebesaran dari ikon kebanggaan Jawa ini," tulis Adrian Perkasa.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait