SURABAYA, iNews.id - Keris, salah satu pusaka berbentuk meliuk tajam dan berkelok-kelok (luk), sudah dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia non-bendawi manusia oleh UNESCO di tahun 2005. Ditengah modernitas, sebagian masyarakat masih menganggap bahwa mahakarya nusantara ini sebagai barang keramat yang mempunyai kekuatan magis.
Pentolan Paguyuban Condro Aji Nusantara, Empu Haryo Herlambang, mengakui bahwa pusaka yang memiliki gelombang dan berkelok atau bergerigi ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Kata dia, jika saat ini masih banyak masyarakat menganggap pusaka khas nusantara ini memiliki kesaktian, maka perlu diluruskan.
"Keris memang memiliki banyak keistimewaan yang melekat disetiap helai bilahnya. Namun bukan berarti keris memiliki kesaktian seperti cerita yang terus berkembang ditengah-tengah masyarakat," tuturnya.
Penamaan keris sendiri berasal dari bahasa Jawa. Yakni ngiris, atau menusuk. Pria yang kerap disapa Empu Yoyok ini menjelaskan, keistimewaan keris bukan karena unsur megisnya. Melainkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat keris memang tidak sembarangan. Pusaka kuno tersebut mengandung berbagai ragam unsur seperti metalurgi dan fisika.
"Dari sisi rancang bangunpun bahkan lebih sulit dari membangun candi," ucapnya.
Empu Yoyok memastikan, jika ada seseorang yang mengaitkan keris dengan megis berarti hal itu adalah klenik. Ia menduga, ada kepentingan dibalik penyebaran rumor ke publik.
Di masyarakat, salah satu komunitas yang kerap menghubung-hubungkan keris memiliki kesaktian adalah para penjual dan paranormal. Demi mendapat perhatian yang kemudian meraup cuan, mereka memainkan kerisnya sedemikian rupa seolah-olah keris bisa terbang. Yang lebih bikin ngelus dada, keris dianggap bisa menyembuhkan orang sakit.
"Aslinya keris gak seperti itu. Jika ada cerita keris sakti, itu sama sekali tidak ada. Itu hanya cerita, mitos," tegasnya.
Mantan Abdi Keraton Solo ini menggambarkan, seandainya ada dua keris bisa berdiri dan bertarung sendiri, itu bukan berarti kerisnya sakti. Melainkan dipengaruhi oleh faktor manusia itu sendiri. Dipastikan, orang tersebut memiliki keahlian khusus sehingga bisa mengendalikan keris. "Keris is keris. Dia adalah benda," katanya.
Lantas kenapa keris bisa beratraksi sedemikian rupa? Pentolan Paguyuban Condro Aji Nusantara ini menjelaskan, bahwa energi keris berasal dari metalurginya. Disana terkolaborasi antara besi dan baja sebagai konduktor, penghantar arus listrik, pamor trioksida - titanium dan nikel klorida. Bahan-bahan itulah yang menjadi sumber energi sehingga keris mengelurakan radiasi.
"Sedangkan manusia punya sensor motorik, dari pangkal ekor sampai pangkal kepala. Kalau kita dekat dengan sumber energi yang mengeluarkan sumber energi, otomatis kita teradiasi. Menjadi pola gerak, pola pikir, pola bicara," ungkapnya.
Untuk mewujudkan karya keris yang memiliki nilai estetika dibutuhkan waktu yang cukup lama. Proses pembuatan satu keris, mulai pasir besi sampai jadi keris dibutuhkan waktu selama 6 bulan.
Para empu biasanya menggunakan bahan dasar seperti pasir besi, batu meteor, pamor, air meteor dan bahan lainnya. Tidak sedikit para Empu melapisi keris dengan emas murni.
Empu Yoyok menambahkan, keris terus beradaptasi sesuai masanya. Awal mula keris dibuat untuk senjata. Namun dengan peradapan zaman, keris saat ini sudah menjadi perlengkapan pakaian adat Jawa.
Kemudian bagi kaum millenial, keris saat ini menjadi salah satu pilihan investasi yang cukup menguntungkan. Keris yang disimpan dalam waktu lama, harganya semakin mahal karena dihelainya terdapat lapisan emas.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait