SURABAYA, iNews.id - Tragedi mematikan pasca laga pertandingan sepak bola Arema vs Persebaya pada tanggal 01 Oktober 2022 menyisakan pilu bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Tindakan berlebihan petugas pengamanan sebagai upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain itu membuat masyarakat geram.
Salah satunya yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia Zona V Jawa Timur – Bali.
"Kami turut menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang," ucap Naufal Muhammad Abdul Aziz, Senin (03/10/2022).
Presidium Nasional BEM PTMI Zona V Wilayah Jawa Timur-Bali ini menyayangkan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai prosedur, sehingga banyak korban jiwa yang berjatuhan.
"Penggunaan gas air mata yang tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa mengakibatkan suporter di tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar, sesak nafas, pingsan dan saling bertabrakan," tegasnya.
Untuk itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Zona V Jawa Timur - Bali menyatakan sikap :
1. Mengecam keras tindakan represiftas aparat keamanan laga Arema VS Persebaya (Stadion Kanjuran Malang,1 Oktober 2022) terhadap supporter.
2. Mengecam tindakan sembrono Panitia Penyelenggara yang menjual Tiket melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan Malang.
3. Mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Jawa Timur dan Kapolres Malang.
Sebagaimana diketahui, laga Persebaya vs Arema FC pada Sabtu 1 Oktober 2022 berakhir ricuh setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Suporter yang tidak bisa menerima kekalahan merangsak masuk ke lapangan. Aparat akhirnya menembakkan gas air mata. Bukan hanya terjutu pada suporter yang ada di lapangan, gas air mata bahkan terlempar ke tribun penonton. Akibatnya, puluhan ribu penonoton yang tidak tahan berusaha keluar lapangan.
Hingga saat ini tercatat, total ada 448 korban. Sebanyak 302 orang luka ringan, luka berat sebanyak 21 orang, dan meninggal dunia sebanyak 125 orang.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait