Psikologi Ubaya Turun Tangan Dampingi Korban Tragedi Kanjuruhan

Ali Masduki
KSPB Ubaya melakukan pembekalan dan pendampingan psikologis bagi penyintas Kanjuruhan. Foto/Dok Ubaya.

SURABAYA, iNews.id - Para dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya yang tergabung dalam Kelompok Studi Psikologi Bencana Universitas Surabaya (KSPB Ubaya), turun tangan mendampingi para koban tragedi Kanjuruhan.

Selama beberapa hari, mulai 2-6 Oktober 2022, mereka mendatangi korban atau home visit. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pemberian dukungan sosial secara langsung kepada keluarga yang sedang berduka.

“Datang itu ‘kan sudah bentuk community support. Kami melakukan ini karena didasari semangat tolong menolong sebagai sesama anggota masyarakat. Kami tidak mengambil peran sebagai akademisi, namun sebagai anggota komunitas,” kata
Koordinator KSPB Ubaya, Listyo Yuwanto.

Sebelum melakukan pendampingan, KSPB sudah terlebih dahulu membangun komunikasi dengan keluarga yang akan didampingi. Setelah itu, baru ditawarkan bantuan pendampingan. 

Listyo mengungkapkan, diantara para korban ada yang didatangi saja sudah cukup. Ada juga yang memiliki keluhan dan langsung direspon untuk mendapat pendampingan psikologis awal. 

Selanjutnya, dilakukan pemetaan kebutuhan psikologis sebagai psychological first aid untuk melihat apakah orang yang didampingi perlu penanganan lebih lanjut. 

Listyo dan tim memberikan pertanyaan dan alat peraga visual sehingga penyintas dapat mudah menceritakan kondisinya. 

Ia menambahkan, pendampingan ini juga berkolaborasi dengan alumni Fakultas Psikologi Ubaya serta lembaga sosial, seperti Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), Berkat Malang Gema Kasih (BMKG) dan jejaring lainnya. 

“Tujuan kerjasama ini agar lembaga-lembaga sosial juga dapat memberikan pendampingan psikologis. Hal ini akan memperkuat peran partisipasi komunitas dalam menghadapi kondisi krisis seperti kasus Kanjuruhan,” imbuhnya.

Dosen Fakultas Psikologi Ubaya itu menambakan, KSPB juga melakukan koordinasi layanan psikologis dengan poli psikologi yang ada di klinik dan rumah sakit di Malang.

Pendampingan ini disebut Listyo tidak hanya menjadi wujud kepedulian, namun momen bagi KSPB untuk belajar dari kondisi yang dialami oleh para penyintas. 

“Sehingga kalau nanti kita mengalami hal yang sama, kita sudah tahu karena dasarnya kita adalah anggota komunitas,” imbuhnya.

Peristiwa Kanjuruhan, menurut  Listyo, dapat dijadikan riset psikologi yang berkaitan dengan manajemen bencana pariwisata. 

Sebagaimana diketahui, laga Persebaya vs Arema FC pada Sabtu 1 Oktober 2022 berakhir ricuh setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Suporter yang tidak bisa menerima kekalahan merangsak masuk ke lapangan. Aparat akhirnya menembakkan gas air mata. Bukan hanya terjutu pada suporter yang ada di lapangan, gas air mata bahkan terlempar ke tribun penonton. Akibatnya, puluhan ribu penonoton yang tidak tahan berusaha keluar lapangan.

Ratusan orang menjadi korban baik luka berat atau ringan, hingga meninggal dunia. Sebanyak 131 orang menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network