SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kehilangan potensi pendapatan parkir sekitar Rp17 miliar. Hal ini diketahui dengan target perolehan pendapatan parkir yang seharusnya Rp35 miliar hanya mendapatkan Rp18 miliar.
Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya Dinas Perhubungan (Dishub) dari parkir ini menurun. Pemkot masih belum mengetahui penyebab target yang tidak bisa teralisasi dari parkir.
Kepala Dishub Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan, penurunan PAD terjadi karena ada dampak pandemi Covid-19. "Kalau dibandingkan tahun kemarin penurunan PAD parkir cukup lumayan. Ya sekitar 40 persen. Tapi lebih baik dari pada covid kemarin," kata Tundjung.
Tundjung menjelaskan, untuk PAD selanjutnya di tahun 2023. Dishub Surabaya menargetkan Rp 32 miliar. Jumlah tersebut turun Rp 3 mMiliar dibandingkan tahun sebelumnya 2022.
Sebab itu, pihaknya akan menaikkan tarif parkir di sejumlah titik parkir liar. Kecuali di gedung akan lebih murah yang telah disediakan oleh Dishub. Penyebab menurunnya PAD tersebut, Tundjung menjelaskan, terkait karcis parkir. Tundjung mengimbau agar masyarakat harus meminta karcis kepada petugas parkir.
Meski begitu pihaknya juga akan mengurangi tempat parkir. Pengurangan tersebut diatas 50 persen dari 1800 titik. Nantinya pada April 2023 menjadi 700 titik. "Saatnya mulai April terus banyak yang usaha baru karena yang lama udah bangkrut. Berarti kan lokasi-lokasi tumbuh baru pengusahanya dari A ke B pelanggannya baru yang parkir masih 1 2 atau 3. Ini kan butuh waktu juga untuk meng-create orang untuk jadi pelanggan dia,"jelasnya.
Lebih lanjut Tundjung menambahkan, setidaknya dari 1.200 titik parkir di Kota Surabaya. Lebih dari 1.000 titik adalah on street atau di bahu jalan, Sementara sisanya adalah off street atau di dalam gedung.
"1000 lebih masih on street dan harus dikendalikan. Sementara itu PAD-nya harusnya ditingkatkan nominalnya, supaya titik berkurang dapatnya lebih banyak," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait