Gelar Perayaan Imlek, PDIP Jatim Ajak Terus Junjung Toleransi

Lukman
Perayaan Imlek ini dihadiri seluruh struktur, fungsionaris, badan dan sayap PDIP, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Jatim. Foto: MPI/Lukman

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - DPD PDIP Jawa Timur (Jatim) menggelar perayaan Tahun Baru Imlek 2574/2023 di Ballroom Bess Mansion, Jalan Raya Jemursari, Surabaya, Minggu (12/2/2023) malam.

Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan, melalui perayaan Imlek, partainya ingin menjaga keharmonian bangsa. Lewat perayaan ini, tambah dia, juga sebagai pengingat kepada masyarakat untuk terus menjunjung toleransi antar umat beragama, suku, dan budaya. 

"Perbedaan yang ada harus selalu disikapi dengan rasa saling menghormati dan menghargai. Itu yang harus kita kedepankan di saat sekarang dan ke depan," katanya  

Perayaan Imlek, jelas politisi asal Kota Malang tersebut, menguatkan komitmen PDIP sebagai rumah besar kaum nasionalis dan religius Apalagi, di hari-hari besar agama, dan hari besar nasional, PDIP selalu merayakannya. Seperti menggelar acara tadarus dan santunan anak yatim saat Ramadhan, Halal Bihalal, juga perayaan Natal.

"Ini juga sesuai arahan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri, agar kader Banteng selalu bersama rakyat dari berbagai elemen," ujarnya.

Dia lantas mengurai singkat ihwal Imlek yang sekarang bisa dirayakan etnis Tionghoa di Indonesia secara terbuka.  Menurutnya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional di saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. 

Ini menindaklanjuti kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebelumnya, yang mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14/1967. 

Inpres No 14/1967 yang dikeluarkan di masa orde baru itu isinya menetapkan bahwa seluruh Upacara Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup. 

Dengan Keppres 6/2000, masyarakat Tionghoa diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya termasuk merayakan upacara-upacara keagamaan seperti Imlek, Cap Go Meh dan sebagainya secara terbuka.

"Lalu saat Ibu Mega menjadi presiden, beliau mengeluarkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002 yang isinya menetapkan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional," bebernya.

Koordinator perayaan Imlek 2574 PDIP Jatim Eddy Tarmidi mengatakan, perayaan Imlek ini dihadiri seluruh struktur, fungsionaris, badan dan sayap PDIP, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Jatim.

“Siapa saja bisa bergotong-royong bersama tanpa membedakan etnis, suku, ataupun agama tertentu, asalkan dalam satu rampak barisan NKRI,” jelas pria yang juga Wakil Ketua DPD PDIP Jatim tersebut.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network