SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Aksi perang sarung sekelompok remaja di Surabaya menjelang sahur semakin marak. Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony angkat bicara untuk menuntaskan persoalan ini.
AH Thony mengatakan, operasi skala besar yang dilakukan Pemkot Surabaya, ternyata tidak menuntaskan aksi yang menyerupai gangster tersebut. Menyusul diamankannya belasan remaja yang hendak perang sarung Senin dini hari lalu.
Legislator Fraksi Gerindra itu mengatakan, mengidentifasi terkait keberadaan kelompok-kelompok remaja tersebut, menjadi komponen penting untuk penyelesaian masalah. Hal ini mengacu pada riset yang pernah dilakukan. Antara lain file riset, library riset dan riset partisipatory.
"Identifikasi potensi masalah, tentang mereka berkumpul menjadi gengster, kelompok atau mungkin kumpulan apa, dan sebagainya," jelasnya.
AH Thony menjelaskan, misalnya diketahui kalau kelompok tersebut terbentuk karena sesama penghoby motor. Kemudian diantara mereka ada yang pandai memodifikasi motor.
"Karena tidak ada wadah yang baik. Akhirnya mereka balapan liar, disertai taruhan dan lainnya. Setelah itu, dinyatakan bersalah karena melakukan perjudian. Padahal, inti energi kelompok tersebut komunitas motor," ujarnya.
Politisi Gerindra ini menegaskan, ketika mereka suka motor, mereka diberi tanggung jawab dan tantangan. Dibuatkan bengkel melalui program padat karya. Sebagai tantangan menarik. Karena ketika energi mereka tidak bisa disalurkan, Mereka cari sasaran, melakukan pelampiasan.
"Maka bila orentasinya salah, maka kebanyakan yang terjadi seperti sekarang," imbuhnya.
Menurut AH Thony, akan berbeda kalau kumpulan tersebut dibubarkan. Maka semakin sulit, mengenali proses pengelompokan mereka secara natural.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait