SIDOARJO, iNewsSurabaya.id – Pengembangan UMKM harus diubah dari konvensional ke digital marketing. Perubahan pemasaran ini bakal memberikan dmapak yang sangat besar terhadap cara pemasarannya menjadi lebih modern.
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur Vania Regita Lailia ingin terlibat langsung melakukan perubahan. Ia melakukan pengenalan dan pendampingan branding dan digital marketing kepada salah satu pelaku UMKM di Desa Damarsi, Buduran, Sidoarjo.
“Semua pihak harus berbenah mengikuti laju perkembangan industri. Tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial saja, namun saat ini digitalisasi juga menyebar luas pada kegiatan bisnis. Era ini merupakan upaya transformasi dari bisnis yang dijalankan secara konvensional menjadi bisnis yang dijalankan online. Dua kata yang menggambarkan perkembangan bisnis di era digital yaitu cepat dan akurat,” kata Vania.
Menurutnya, UMKM memegang peranan penting sebagai sektor yang potensial dan penjaga stabilitas perekonomian. UMKM dikenal sebagai akronim dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang dijalankan oleh perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil.
Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari masyarakat saat ini. Para pelaku UMKM dituntut agar lebih inovatif dan adaptif untuk menjaga eksistensi dan mampu bersaing dalam hal pemasaran produk. Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM Go-Digital pada 2024. Namun, masih banyak UMKM di Indonesia yang belum Go Digital karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan layanan digital tersebut.
“Jadi saya melakukan pengenalan dan pendampingan branding dan digital marketing kepada salah satu pelaku UMKM di Desa Damarsi, Buduran, Sidoarjo,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto