SURABAYA iNews.id – Exco PSSI Haruna Sumitro tak takut memberikan kritikan kepada Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong. Bahkan ia akan terus mengkritik, karena Timnas Indonesia tidak mendapatkan juara.
Haruna mengatakan STY tidak membawa kemajuan dalam sepak bola Indonesia karena tidak berhasil mempersembahkan gelar juara pada gelaran Piala AFF yang lalu. Dalam sepak bola yang paling penting adalah menjadi juara, bukan proses. “Proses sebagus apa pun kalau tidak juara tidak ada gunanya,” katanya dalam podcats JPPN.
Haruna yang juga direktur klub Liga 1 Madura United memperbandingkan STY dengan Luis Milla, Pelatih Spanyol yang pernah melatih timnas Indonesia sebelum STY. “Luis Milla pelatih yang bagus, tapi dia tidak berhasil membawa Indonesia juara di ajang regional maupun internasional. Karena itu akhirnya Luis Milla out. Hal yang sama diharapkan dari STY untuk memberikan hasil bukan proses,” ujarnya.
Haruna juga mengritik keras program naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI. Menurtunya, naturalisasi tidak banyak membawa manfaat kalau kualitas pemain tidak benar-benar istimewa. ‘’Coba dibandingkan, apakah pemain yang akan dinaturalisasi itu lebih baik dari pemain lokal, misalnya dibandingkan dengan Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, atau Dewangga,’’ kata Haruna.
Pemain-pemain naturalisasi, kata Haruna, ternyata kelasnya begitu-begitu saja. Haruna memberi contoh Sandy Walsh. Pemain yang main di liga ‘’antah berantah’’ pun kalau mendapat label pemain timnas pasti harga pasarnya akan naik. Karena itu, kata Haruna, pantas saja ada kecurigaan di balik proyek ini.
Akibat pernyataan ini netizen beramai-raman menggeruduk Haruna dengan memunculkan tagar ‘’Haruna Out’’. Haruna didesak mundur dari posisinya sebagai anggota Exco PSSI. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan juga didesak untuk memecat Haruna dari Exco.
Haruna mengritik cara latihan fisik STY yang banyak memakai metode off the ball, yaitu latihan fisik tersendiri tanpa memakai bola. “Pelatih-pelatih Indonesia sudah tidak memakai cara itu dan sudah memakai metode holistik dengan menggabungkan latihan fisik dengan game,” paparnya.
Melalui Sekjen Yunus Nusi, PSSI menegaskan masa depan STY aman. Ketua umum PSSI memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang Timnas Indonesia, baik itu diskusi menyangkut hasil Piala AFF 2020, naturalisasi, jadwal timnas. ‘’Bahkan apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam event 2022, baik itu Piala AFF maupun kualifikasi Piala Asia Juni 2022,” kata Yunus dalam siaran pers.
Namun demikian, dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial. Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada STY hingga 2023 sesuai kontrak. ‘’Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat,” kata Nusi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait