SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sejumlah pegiat medsos pendukung garis keras Jokowi mengungkapkan keresahan mereka terhadap situasi politik Indonesia belakangan ini. Mereka bersuara atas isu politik dinasti yang dituduhkan ke Jokowi dan keluarga.
Salah satunya pegiat media sosial Septian Raharjo. Melalui akunnya @Gus_Raharjo , Septian mengungkapkan hal yang sama. Sebagai pendukung garis keras Jokowi, dirinya tidak ingin mantan Wali Kota Surakarta itu tergelincir di ujung masa kepemimpinan gemilang, rusak akibat ulah para pembisik yang tidak bertanggung jawab.
“Saya setuju dengan Mas @ulinyusron dan Mbak @DiniHrdianti sebagai pendukung Pak Jokowi Garis Keras kita harus tetap mengingatkan. Karena jangan Sampai Legacy pak Jokowi jadi Buruk gara-gara pembisik yang Ugal-ugal an . Kita tetap akan kenang pak Jokowi sebgai presiden Terbaik,” tulis pegiat medsos dengan 66,7 ribu followers ini.
"Akan lebih indah jika bapak (Jokowi) akan selalu dikenang sebagai presiden terbaik yang pernah dimiliki bangsa ini. Semoga kabar yang saya terima itu salah. Saya tetap percaya seorang Joko Widodo yang merakyat dan tidak ada tujuan secuil pun soal kekuasaan," tambah Septian.
Sebelumnya, pegiat medsos Dini PoedjiHardianti. Melalui akun twiiternya @DiniHrdianti, juga mengungkapkan kerisauannya terhadap sikap Jokowi. Sebagai pendukung Jokowi, dirinya ingin Presiden RI dua periode ini mengakhiri jabatannya dengan terhormat.
“Kepada yg tercinta, Bapak Presiden @jokowi Kami ini yg dulu melawan ORBA krn kami tdk ingin ada KEKUASAAN ABADI dan KEKUASAAN DINASTI.. Kami ingin negeri ini menjadi Negara Demokrasi Saya adlh pendukung Bapak mulai dr Pilkada DKI 2012, Bapak salah satu pemimpin TERBAIK yg sdh membuat fondasi yg kuat di negeri tercinta ini.. Sekedar mengingatkan, jangan menabrak Konstitusi dg memperalat MK yg akan merusak DEMOKRASI di negeri tercinta ini,” cuit @DiniHrdianti.
@DiniHrdianti juga menyertakan dua potongan video aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Yogyakarta, yang menolak politik dinasti. Mereka menolak cara rezim yang berkuasa saat ini yang telah merusak demokrasi dengan menabrak konstitusi, memperalat Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meneguhkan kekuasaan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait