Mengatasi Krisis Lingkungan, Mahasiswa Untag Surabaya Buat Pengelolaan Sampah melalui Tong Komposter

Redaksi
Desa Dilem, sebagai sasaran kegiatan KKN, menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. mahasiswa Untag dengan tekad tinggi terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Foto: Sigit

MOJOKERTO, iNewsSurabaya.id — Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) menandai petualangan luar biasa bagi para mahasiswa, yang tidak hanya sebagai aspek akademis tetapi juga kesempatan langka untuk mengeksplorasi dan memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar. KKN kali ini mengusung tema "Penerapan Inovasi dan Ipteks Patriot Merah Putih bagi Masyarakat," melibatkan 34 mahasiswa, dan dilaksanakan di Desa Dilem, wilayah Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, dengan bimbingan dari dosen Istantyo Yuwono, S.T., M.M.

Desa Dilem, sebagai sasaran kegiatan KKN, menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Merespons kebutuhan ini, mahasiswa UNTAG Surabaya dengan tekad tinggi terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Fokus utama mereka adalah membantu desa menerapkan program pembuatan tong komposter sebagai langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah.

Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sehari-hari di Desa Dilem berdampak pada peningkatan produksi sampah. Sayangnya, kurangnya infrastruktur dan rendahnya kesadaran lingkungan telah menciptakan masalah serius dalam pengelolaan sampah. Karena permasalahan ini, mahasiswa Untag Surabaya menyadari urgensi solusi berkelanjutan.

Mahasiswa bekerja sama merancang dan membangun tong komposter. Pemilihan material yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang menjadi langkah awal mereka untuk mengurangi dampak lingkungan. Setelah selesai, dilakukan pelatihan bagi warga desa tentang cara efektif menggunakan tong komposter. Penekanan diberikan pada praktik-praktik terbaik dalam pemilahan sampah organik dan pengelolaan kompos. Melalui penggunaan komposter, diharapkan dapat terjadi penurunan signifikan dalam jumlah sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sehingga mengurangi tekanan pada lingkungan.

Sebelum inovasi mahasiswa hadir, Heru selaku kepala Desa Dilem mengatakan, dirinya selama ini menggunakan tetes tebu untuk menggantikan peranan bakteri pengurai.

“Selama ini kita bisa menggunakan tetes tebu, karena bisa menggantikan peranan bakteri pengurai dari cairan M4.” kata Heru

Program pembuatan tong komposter ini bukan hanya solusi teknis semata, melainkan upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat. Dengan kolaborasi antara mahasiswa UNTAG Surabaya, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan Desa Dilem dapat bertransformasi menjadi lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Penulis: Seluruh Anggota Kelompok R11

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network