SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul meminta supaya PKB kembali ke pangkuan NU. Ini dilakukan untuk memelihara kedamaian pasca-Pilpres.
"Saya mengajak PKB untuk kembali ke NU karena kami percaya pada hasil Quick Count partai. Namun, mengapa untuk Pilpres masih belum diakui?" kata Gus Ipul.
Menurutnya, proses pemilu dan pilpres harus dihormati, dan siapapun yang terpilih harus diakui secara sah. Gus Ipul juga menekankan pentingnya penyelesaian masalah secara transparan, bahkan jika itu berarti melalui proses hukum.
"Saya telah mengikuti tiga kali pemilihan gubernur. Jika ada masalah, jika ada bukti yang cukup, itu harus dibawa ke Mahkamah Konstitusi. Namun, dalam kasus seperti ini, dengan jarak yang begitu jauh, apakah itu masih mungkin?" tambahnya.
PBNU sudah mengeluarkan pernyataan bahwa proses pemilu dan pilpres sudah berjalan baik. Karenanya jika PKB mengaku bagian dari NU maka harus ikut menjaga agar suasana di bawah tetap dingin dan bisa menghargai hasil Pilpres siapapun pemenangannya.
“Kita ingin kalau memang PKB bagian dari NU, mintalah nasihat, konsultasi sama Rais Aam Ketua Umum PBNU. Jangan cuma diklaim saja NU. Kalau memang dianggap NU pendirinya PKB. Tapi tidak pernah ada konsultasi minta nasihat paling tidak ke Rais Aam dan Ketum PBNU,” kata Gus Ipul
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga mengatakan bahwa PBNU tidak pernah memusuhi PKB. Bahkan para kiai-kiai NU di bawah juga dipersilakan membantu caleg-caleg PKB.
“Yang kerja di bawah kan kiai-kiai NU. Kita tidak pernah memusuhi PKB. Jadi bisa kita lihat, mana yang hasil kerjanya partai serta kiai-kiai dan mana yang hasil kerjanya Ketum (PKB),” kata Gus Ipul.
Sementara itu ketika ditanya terkait postingan Muhaimin di akun X yang menyebut nama “Saipul” sebagai makelar, Gus Ipul malah berseloroh bahwa mungkin yang dimaksud makelar itu adalah konsultan.
“Saya ndak tau maksudnya (Muhaimin) apa makelar itu, mungkin sama dengan konsultan atau kongkonane wong seng kesulitan he.he,” kata Gus Ipul yang juga keponakan Gus Dur ini sambil tertawa.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait