BADUNG, iNewsSurabaya.id - Jenazah Ida Bagus Subali, seorang pekerja migran Indonesia yang menghembuskan nafas terakhirnya di Jepang, akhirnya kembali ke tanah air melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, pada Kamis, 22 Februari 2024.
Perjalanan pulang Ida Bagus Subali tidaklah mudah. Sebelumnya, proses pemulangannya terkendala oleh izin dari pihak kepolisian Jepang yang tengah melakukan penyelidikan atas penyebab meninggalnya.
Dengan diiringi doa dan harapan, jenazah Ida Bagus Subali diterbangkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA881 dari Bandara Internasional Narita, Jepang.
Kehadiran keluarga dan tim dari Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Bandara Ngurah Rai menyambut kedatangan jenazah dengan haru.
Mobil ambulans dengan cepat memasuki terminal kargo internasional Bandara Ngurah Rai setelah jenazah Ida Bagus Subali turun dari pesawat, siap untuk mengantar pulang ke rumahnya.
Di tengah duka yang mendalam, prosesi serah terima dilakukan dengan penuh penghormatan. Keluarga dan perwakilan dari BP3MI turut serta dalam prosesi tersebut, menandai kesetiaan dan dukungan bagi pekerja migran yang telah pulang ke rumahnya untuk selamanya.
Dengan hati yang berat namun penuh kasih, jenazah kemudian dibawa dengan mobil ambulans menuju rumah duka di Kabupaten Jembrana, tempat dimana kenangan akan Ida Bagus Subali akan terus hidup dalam doa-doa dan cerita yang ditinggalkannya. Semoga perjalanan terakhirnya menjadi kebahagiaan abadi di sisi-Nya.
Dikutip dari Okezone, Ida Bagus Subali diketahui meninggal dunia di Jepang pada 22 Januari 2024, diduga akibat sakit diabetes dan komplikasi.
Jenazahnya tidak dapat segera dipulangkan ke Indonesia karena pihak kepolisian jepang harus melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kematiannya.
Status Bagus subali yang bekerja di Jepang secara non prosedural atau ilegal juga semakin mempersulit kepulangan jenazah. Selain itu, pemulangan jenzah juga terkendala biaya, sehingga dilakukan penggalangan dana atau open donasi karena biaya yang diperlukan untuk administrasi kepengurusan jenazah dari jepang mencapai puluhan juta rupiah.
Bagus Subali bekerja di Jepang setelah diajak oleh rekannya dengan menggunakan visa kunjungan atau visa turis.
Saat BP3MI melakukan tracing, data maupun dokumen pendukung Bagus Subali secara otomatis tidak tercatat sehingga tidak tercover asuransi BPJS Ketenagakerjaan khusus pekerja migran.
Meski bekerja secara illegal, pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Bali tetap berupaya memfasilitasi pemulangan jenazah, penjemputan, hingga pengantaran ke rumah duka.
Jenazah Ida Bagus Subali rencananya menjalani prosesi ngaben atau pembakaran pada 26 Februari 2024.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait