SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sejak setahun terakhir, Jawa Timur telah mengalami perubahan signifikan dalam proses pengangkatan kepala sekolah di SMA/SMK/SLB Negeri. Tidak lagi hanya bergantung pada pengalaman sebagai guru penggerak, namun juga mengharuskan para calon kepala sekolah memiliki sertifikat diklat yang sesuai, sesuai dengan Permendikbudristek nomor 40 tahun 2021.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah sertifikat itu cukup untuk memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi yang diperlukan dalam mengelola satuan pendidikan? Dengan tegas, tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi yang dibutuhkan.
Dalam menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan Jawa Timur telah menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk mengadakan profiling kompetensi kepala sekolah. Lebih dari 700 kepala sekolah dari berbagai jenis sekolah telah mengikuti kegiatan ini untuk menilai kemampuan manajerial mereka.
"Sebenarnya ada 777 kepala sekolah yang akan ikut kegiatan ini. Hanya saja di tahun ini ada yang memasuki purna tugas 66 orang dan 2 orang kepala sekolah meninggal dunia. Jadi yang ikut sesuai pendataan ada 709 orang," jelas Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, usai membuka Penandatanganan Komitmen Bersama, Rabu (15/5).
Proses profiling ini tidak hanya mengevaluasi kompetensi manajerial, tetapi juga memberikan pemahaman tentang profil psikologis peserta. Dengan demikian, diharapkan kepala sekolah dapat menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0 dan menuju society 5.0 dengan lebih profesional dan inovatif.
Dengan adanya profiling ini, akan lebih mudah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu serta memberikan rekomendasi perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya membantu dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan, tetapi juga memastikan adanya perencanaan suksesi yang efektif untuk menjaga kontinuitas kepemimpinan.
"Mereka harus mampu menjadi leader pengembangan pendidikan disatuan pendidikan. Sehingga menempatkan mereka the right man the right job tepat dalam tugasnya. Walaupun mereka sudah ikut sebagai calon kepala sekolah sebelumnya dan pernah menjadi guru penggerak maka mereka wajib memiliki pemetaan kompetensi manajerial," jabar dia.
Melalui upaya ini, pihaknya dapat membaca potensi yang dimiliki oleh kepala sekolah dan menempatkannya sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimilikinya. Selain itu, apresiasi juga akan diberikan kepada kepala sekolah yang mampu menunjukkan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi yang luar biasa dalam memajukan pendidikan di Jawa Timur.
Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, guru, dan berbagai pihak terkait, diharapkan Jawa Timur dapat terus maju dalam menghadapi tantangan pendidikan di era yang terus berkembang ini.
Tak hanya itu, Aries juga menyebut proses profiling dapat membantu mengidentifikasi kepala sekolah yang berpotensi untuk merawat dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.
"Perencanaan suksesi yang efektif akan memastikan transisi yamg mulus ketika kepala sekolah berpindah atau pensiun," ujar dia.
Aries berharap, dengan adanya profiling ini pihaknya dapat membaca potensi yang dimiliki kepala sekolah yang nantinya bisa dipakai sebagai bagian dari menempatkan mereka di posisi yang sesuai kemampuan, skill dan kompetensi yang dimiliki
Namun, lanjut dia, jika hasilnya menunjukkan potensi yang bagus dan terlihat dari hasil kreatifitas, inovatif dan kolaboratif sesuai semangat IKI dan Cettar pihaknya juga akan memberikan apresiasi sebagai bagian dari reward atas kepemimpinan kepala sekolah yang dilihat dari hasil penilaian kompetensi yang dihasilkan.
"Kita ingin maju lebih cepat lagi dibidang pendidikan. Kemajuan teknologi menjadi tolak ukur apakah kepala sekolah dapat menyesuailan perkembangan saat ini dengan membangun sinergi bersama masyarakat atau komite, guru dan juga dengan berbagai pihak untuk pengembangan sekolah," pungkas dia.
Sementara itu, Rektor UINSA, Prof Akhmad Muzakki menyambut baik adanya kerjasama ini. Pihaknya menyiapkan tenaga psikolog untuk profiling kompetensi kepala sekolah. Sebab menurutnya, profiling kompetensi kepala sekolah ini tidak hanya sekedar asesmen kompetensi biasa.
Mengingat peran kepala sekolah sangat penting dalam satuan pendidikan karena berkaitan dengan pengelolaan manajerial.
"UINSA melalui Fakultas Psikologi ditugaskan melakukan profiling kompetensi. Ada 709 yang akan mengikuti proses ini, dan terbagi menjadi 7 tahap. Profiling akan dilakukan tiap minggu sesuai pertahapannya. Satu tahaannya akan diisi 100 kepala sekolah. Sehingga dari hasil ini bisa dijadikan based line data untuk melakukan penataan kepala sekolah," jabar dia.
Prof Muzakki, juga menilai, profiling ini akan menjadi keuntungan bagi guru penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah. Sebab, jika dilihat kembali, keterampilan komunikasi interpersonal yang dibutuhkan guru penggerak masih menjadi kekurangan.
"Catatan ini masih bolong di guru penggerak. Nah tentu dari hasil profiling nanti mereka akan tahu Dimana letak lubang-lubang yang perlu diintervensi dari Dinas Pendidikan," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait