SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Indonesia kembali merayakan Hari Anak Nasional, momen krusial yang menegaskan pentingnya masa depan bangsa yang berada di tangan anak-anak kita. Tahun ini, tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" diusung dengan tujuan memperkuat komitmen terhadap perlindungan hak-hak anak serta memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan berpendidikan.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Airlangga Health Promotion Center (AHPC) dan Research Group Tobacco Control (RGTC) FKM UNAIR menyelenggarakan acara Senam dan Jalan Sehat Universitas. Acara ini diadakan pada Minggu, 21 Juli 2024, di halaman Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR, dan diikuti oleh pimpinan UNAIR, civitas academica, serta masyarakat umum.
AHPC memanfaatkan momen ini untuk mengajak seluruh peserta melakukan senam otak, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mencintai tubuh dan pentingnya hidup seimbang. Dr. Sri Widati, S.Sos., M.Si, menekankan betapa pentingnya melatih keseimbangan antara otak kanan dan kiri guna meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.
Tidak hanya itu, RGTC FKM UNAIR juga mengadakan permainan edukatif menggunakan dadu yang menyampaikan pesan tentang bahaya rokok kepada anak-anak.
Salah satu tantangan dalam permainan tersebut adalah anak-anak memberikan nasehat kepada ayah mereka untuk berhenti merokok.
“Kami mengadakan acara ini untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya rokok pada anak-anak,” ujar Dr. Sri Widati.
Acara ini juga menghadirkan narasumber seperti Ibu Ikke, seorang korban akibat menjadi perokok pasif, yang memberikan testimoni mengenai bahaya rokok. Ini memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai dampak buruk rokok, khususnya pada anak-anak dan generasi muda.
Hari Anak Nasional menjadi momentum penting untuk melindungi anak-anak dan generasi bangsa dari pengaruh buruk yang mengancam kesehatan dan masa depan mereka.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingginya angka perokok dini di Indonesia, dengan persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang merokok mencapai 28,62% pada 2023. Pada 2020, jumlah rokok yang dikonsumsi mencapai 322 miliar batang, setara dengan Rp 282 triliun.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mengungkapkan bahwa jumlah perokok aktif mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya berusia 10-18 tahun. Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat, dengan usia pertama kali merokok tertinggi berada pada rentang usia 15-19 tahun (52,8%) dan 10-14 tahun (44,7%).
Melalui data ini, masyarakat dan pemerintah perlu memahami urgensi perlindungan anak dari bahaya intervensi industri rokok. Generasi muda merupakan kelompok rentan yang menjadi target pemasaran industri rokok melalui iklan yang masih longgar regulasinya, kampanye melalui pameran, promosi melalui konser musik, dan konten para influencer.
Penelitian Tim Riset FKM UNAIR menunjukkan korelasi signifikan antara paparan TAPS (Tobacco Advertising, Promotion, and Sponsorship) dengan perilaku merokok pada kaum muda.
Masa depan anak-anak sebagai generasi bangsa akan terancam jika tidak ada pengendalian dan pencegahan dari semua pihak, baik pemerintah, akademisi, media, maupun masyarakat. Dengan membangun kesadaran bersama tentang pentingnya melindungi kesehatan dan masa depan anak, Indonesia akan selangkah lebih maju menuju Generasi Emas 2045.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait