Pembelian BBM Pertalite Pakai QR Code, Begini Komentar Pakar Ubaya

Ali Masduki
Petugas SPBU melakukan scan QR Code saat melayani pembelian BBM Pertalite di Bandung, Senin (05/8/2024). Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite kini tengah diuji cobakan menggunakan QR Code. Skema tersebut sebelumnya juga telah sukses diterapkan untuk pembelian Solar Subsidi

Uji coba pembelian Pertalite memakai QR Code ini disebut telah mendapat respon positif dari masyarakat. Jumlah konsumen yang mendaftarkan di aplikasi Subsidi Tepat MyPertamina juga diharapkan terus meningkat.

Menyikapi upaya ini, Pakar Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) Bambang Budiarto mengatakan, uji coba pembelian Pertalite dengan QR Code menjadi bukti bahwa variabel dalam makro ekonomi itu simultan. 

Menurutnya, indikator-indikator makro ekonomi tidak dapat dibaca hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Salah satunya keberadaan kewajiban penggunaan QR Code dalam pembelian BBM yang terus diperluas. 

"Perkembangan teknologi termasuk dalam sistem pembayaran telah diupayakan sebagai salah satu media dalam memutus in-efisiensi. Jika semangatnya demikian, masyarakat tidak akan berpikir panjang untuk menjadi bagian dari agenda itu," kata Bambang.

Sayangnya, lanjut Bambang, bahwa yang terjadi saat ini masyarakat belum sepenuhnya paham dengan target in-efisiensi ini. Justru yang muncul rasa curiga, was-was, dan harap-harap cemas tiada akhir. 

"Beragam pemikiran dalam masyarakat muncul cemas dan was-was. Pertalite yakin tidak dihapus ? Yakin semua R4 peminum pertalite tertib ber-QR Code ? Beragam bayangan dan pemikiran dalam masyarakat terus berseliweran tanpa ada yang berani memberikan jawaban pasti, sampai diproklamirkanlah bahwa kewajiban ber-QR Code dalam masyarakat saat beli pertalite adalah sebagai bagian dalam upaya pemberian subsidi tepat sasaran," bebernya. 

Bambang menyebut, subsidi dapat dipilah menjadi dua kelompok, yakni subsidi yang melekat pada orang, dan subsidi yang melekat pada barang.

"Tentu saja subsidi dengan pola melekat pada orang adalah yang terbaik, hanya orang-orang yang memang sedang butuh dan membutuhkan adalah yang layak diberikan subsidi. Demikian ini tepat sasaran, tapi sebaliknya jika subsidi melekat pada barang, rentan menimbulkan bias dan salah sasaran," terangnya.

Ia pun menilai, untuk meminimalisir salah sasaran dalam pemberian subsidi dengan memberdayakan QR Code nampaknya masih diperlukan ribuan pahlawan untuk dapat meyakinkan masyarakat.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network