SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Melimpahnya sediaan bahan herbal di Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto menjadi ide pembuatan inovasi kopi celup herbal oleh tim dosen Universitas Surabaya (Ubaya) dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS).
Kopi celup yang diberi nama “Kopi Sedjati” ini terdiri dari bubuk daun jati dan bubuk kopi robusta yang memiliki manfaat antioksidan dan antiinflamasi.
Untuk pengembangan produk selanjutnya dilakukan inovasi dengan kombinasi bubuk herbal dan bubuk kopi robusta.
Inovasi ini dibuat oleh Tjie Kok, Noviaty Kresna Darmasetiawan, Hany Mustikasari, Endang Widoeri Widyastuti, beserta mahasiswa dari Universitas Surabaya dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Ketua tim, Tjie Kok, mengatakan pembuatan inovasi kopi celup herbal dilatarbelakangi tingkat konsumsi kopi di Indonesia yang cukup tinggi.
“Kopi memiliki efek utama untuk stimulasi sistem saraf pusat. Namun, pada kopi celup “Kopi Sedjati” dikombinasikan bahan herbal sehingga memiliki manfaat lebih bagi kesehatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, Kopi Sedjati memiliki manfaat antioksidan dan antiinflamasi untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit kronis yang terkait dengan peradangan, antara lain aterosklerosis, rematik artritis, termasuk tumor.
"Kopi Sedjati dengan kandungan kombinasi bahan herbal memiliki aktivitas antioksidan yang jauh lebih tinggi daripada kopi biasa. Sehingga, orang yang minum “Kopi Sedjati” tidak hanya menikmati rasa kopi yang otentik, namun juga mendapatkan manfaat kesehatannya secara langsung,” imbuh Tjie Kok.
Selain itu, hal unik lainnya adalah kopi ini dikemas dalam kantung seperti teh celup yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen untuk mengonsumsinya.
Cara penyajiannya cukup dicelup dalam air mendidih selama beberapa menit dan ampas yang terdapat dalam kantung celup diambil dan dibuang. Sehingga, kopi tidak meninggalkan ampas di dalam gelas.
Masa simpan kopi celup “Kopi Sedjati” pun dapat mencapai satu tahun manakala tetap berada dalam kemasan tertutup.
Inovasi produk “Kopi Sedjati” merupakan pengembangan dari kegiatan Program Pemberdayaan Desa Binaan Desa Herbal Kebontunggul 2024.
Program ini difasilitasi dan didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek, Kemdikbudristek.
Selain membuat inovasi kopi celup, tim juga merancang strategi pengemasan dan pemasarannya agar dapat meningkatkan pendapatan asli desa.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait