PASURUAN, iNewsSurabaya.id – Kisah pilu datang dari sebuah keluarga kurang mampu di Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Pasangan suami istri Budiono dan Siti Anisah bersama empat anak mereka harus bertahan hidup dalam kondisi serba kekurangan. Mirisnya, keluarga ini telah dua tahun terakhir tinggal di toilet umum karena tidak mampu menyewa tempat tinggal yang layak.
Berprofesi sebagai pemulung dengan penghasilan harian sekitar Rp30 ribu, Budiono harus berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan, untuk makan pun kerap kali tidak cukup. Bangunan sempit berukuran 3x3 meter yang mereka tempati berada di dekat tambak milik warga dan hanya memiliki fasilitas seadanya.
"Sudah dua tahun hidup di sini, apalagi air tidak bersih juga," ujar Budiono, Rabu (14/5/2025), saat ditemui tim iNewsSurabaya.id.
Kondisi hidup yang mengenaskan ini membuat anak ketiga mereka, Ardiansyah, terancam putus sekolah. Ia seharusnya melanjutkan ke jenjang SMP pada tahun ajaran ini, namun keterbatasan ekonomi memaksa orang tuanya menghentikan pendidikan anaknya.
Beruntung, Kementerian Sosial (Kemensos) yang mengetahui kondisi ini langsung turun tangan. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul datang langsung ke lokasi dan memberikan solusi. Ardiansyah ditetapkan sebagai salah satu calon siswa Sekolah Rakyat, program pendidikan gratis dengan sistem boarding school yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
"Kami datang ke sini karena ini termasuk kategori kemiskinan ekstrem. Sekolah Rakyat hadir untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas, khusus bagi mereka yang sangat membutuhkan," kata Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Kemensos untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui pendidikan. Di tahap awal, sebanyak 2.000 anak dari seluruh Indonesia ditargetkan masuk dalam program ini, dan Kota Pasuruan mendapatkan kuota 50 siswa.
Langkah ini diharapkan mampu memberi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, termasuk Ardiansyah yang kini mendapat harapan baru untuk kembali menempuh pendidikan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
