SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Sorak bangga dan isak haru mewarnai Dermaga Madura, Koarmada II TNI Angkatan Laut Surabaya, Kamis (16/10/2025). Di bawah terik matahari, 1.346 siswa dari enam SMA Negeri Taruna se-Jawa Timur berdiri tegap mengenakan seragam kebanggaan mereka. Hari itu menjadi saksi penting: mereka resmi menyandang baret taruna simbol kedisiplinan, kehormatan, dan tanggung jawab moral.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memimpin langsung Upacara Pembaretan Kolektif tersebut. Dengan langkah tenang dan senyum hangat, ia menyiramkan air ke kepala para siswa, menandai prosesi sakral yang penuh makna perjuangan.
“Baret ini bukan sekadar atribut seragam. Ini simbol tanggung jawab, kehormatan, dan komitmen moral untuk menjaga solidaritas dan integritas,” tegas Khofifah di hadapan ribuan siswa dan orang tua yang memenuhi area dermaga.
Momen haru pembaretan 1.346 siswa SMAN Taruna se-Jatim di Dermaga Madura, Surabaya, dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Foto iNewsSurabaya/saipul
Upacara berlangsung khidmat dengan kehadiran Pangkoarmada II Laksda TNI I Gung Putu Alit Jaya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, serta sejumlah pejabat TNI-Polri dan kepala sekolah Taruna. Tak kurang dari 3.500 orang tua dan wali murid turut hadir, menyaksikan buah hati mereka bertransformasi menjadi calon pemimpin masa depan.
Sebelum mengenakan baret, seluruh taruna menjalani masa basis selama tiga bulan. Mereka ditempa melalui pelatihan baris-berbaris, bela negara, wawasan kebangsaan, hingga etika kehidupan asrama dengan disiplin ketat. Selama masa ini, mereka tidak diperkenankan berkomunikasi dengan keluarga agar fokus membentuk karakter dan solidaritas.
“Dari proses inilah lahir generasi yang tangguh, berkarakter, dan berintegritas. Pendidikan ketarunaan bukan hanya latihan fisik, tetapi juga penempaan moral dan tanggung jawab sosial,” ujar Khofifah.
Menurutnya, pembiasaan positif yang dibangun di lembaga Taruna akan menjadi fondasi bagi terbentuknya pemimpin masa depan yang kuat secara mental, fisik, dan moral.
Dalam sambutannya, Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga menekankan pentingnya kesiapan generasi muda menghadapi era disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan.
“Kalian adalah Generasi Emas Indonesia 2045. Kembangkan nalar kritis, jadilah inovatif, namun tetap beriman dan berakhlak. Itulah bekal untuk menatap masa depan bangsa,” pesannya penuh semangat.
Khofifah juga mengapresiasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang telah menginisiasi penyelenggaraan pembaretan bersama ini, serta dukungan TNI, Polri, IPDN, dan pesantren yang turut berkontribusi membangun ekosistem pendidikan ketarunaan.
Momen haru pembaretan 1.346 siswa SMAN Taruna se-Jatim di Dermaga Madura, Surabaya, dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Foto iNewsSurabaya/saipul
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menyerahkan Lencana Jer Basuki Mawa Beya Kategori Perak kepada lima kepala sekolah SMAN Taruna se-Jatim sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Ia juga memberikan penghargaan kepada 12 taruna-taruni berprestasi terbaik selama masa basis dari enam sekolah Taruna, antara lain SMAN Taruna Nala, SMAN 3 Taruna Angkasa, SMAN 2 Taruna Bhayangkara, SMAN 5 Taruna Brawijaya, SMAN Taruna Madani, dan SMAN 2 Taruna Pamong Praja.
Selain itu, penghargaan Gerakan Sekolah Bermural dan Berkarakter (GSBB) turut diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil membangun lingkungan pendidikan inspiratif. SMAN Taruna Bhayangkara dinobatkan sebagai Juara I, disusul SMAN Taruna Angkasa dan SMAN Taruna Madani.
Menutup upacara, Khofifah mengajak para taruna untuk menjadikan pembaretan ini sebagai awal pengabdian bagi bangsa dan daerah.
“Mari kita wujudkan SDM unggul menuju Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara. Bersama semangat Jatim BISA — Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif — kita songsong Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Di balik prosesi militer yang tegas, terselip kebanggaan mendalam dari ribuan orang tua yang menyaksikan anak-anak mereka melangkah menuju masa depan. Suara derap langkah para taruna menjadi gema harapan baru: bahwa generasi penerus bangsa tengah ditempa, bukan hanya dengan ilmu, tapi juga dengan jiwa yang siap mengabdi untuk Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
