Peran Gen Z di Era Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045

Redaksi
Sebagai generasi yang akan memimpin pada 2045, Generasi Z perlu memiliki tiga kemampuan inti, yakni komunikasi efektif dan empatik, kolaborasi lintas generasi. Foto: iNewsSBY

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Bonus demografi bukan sekadar data statistik mengenai jumlah penduduk. Angka tersebut menjadi penentu arah masa depan bangsa. Pada tahun 2045, Indonesia akan genap 100 tahun merdeka. Pemerintah menargetkan momen itu sebagai tonggak “Indonesia Emas”, visi besar menuju negara maju dengan sumber daya manusia unggul dan ekonomi berdaya saing tinggi. Namun, pertanyaannya, apakah generasi mudanya, terutama Generasi Z, siap menjadi penggerak utama menuju cita-cita tersebut?

Saat ini, Indonesia tengah menikmati bonus demografi, di mana penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan usia nonproduktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 22 persen penduduk Indonesia merupakan Generasi Z, setara dengan sekitar 60 juta jiwa. Potensi ini menjadi peluang besar karena semakin banyak penduduk usia produktif, semakin tinggi pula potensi pertumbuhan ekonomi.

Namun, bonus ini bisa berubah menjadi bencana demografi jika tidak dikelola dengan baik. Ketika anak muda kehilangan arah, sulit mendapat pekerjaan, atau tidak memiliki keahlian relevan, maka potensi besar itu justru dapat menjadi beban bagi pembangunan.

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal adaptif, melek digital, dan cepat belajar. Namun, mereka juga menghadapi tantangan yang kompleks. Data BPS 2024 mencatat tingkat pengangguran terbuka nasional mencapai 4,91 persen, sementara untuk kelompok usia 20–24 tahun angkanya melonjak hingga 15,34 persen. Kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri masih menjadi masalah utama.

Selain itu, tekanan sosial dan tuntutan dunia digital turut memengaruhi keseimbangan hidup generasi muda. Kementerian Kesehatan (2023) melaporkan bahwa 6,1 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Sementara survei Alvara Research Center (2022) terhadap 1.529 responden dari 34 provinsi menunjukkan Generasi Z memiliki tingkat kecemasan tertinggi dibanding generasi lain. Sebanyak 40 persen Gen Z merasa “cukup cemas”, 23,3 persen “cemas”, dan 5 persen “sangat cemas”. Angka ini lebih tinggi dibandingkan generasi milenial maupun Gen X.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tantangan Generasi Z tidak hanya terkait lapangan pekerjaan, tetapi juga pada daya tahan mental mereka menghadapi tekanan hidup di era serba cepat.

Visi Indonesia Emas 2045 menekankan empat pilar utama, pembangunan manusia unggul, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan tata kelola pemerintahan berdaya saing global. Dari keempat pilar tersebut, pembangunan manusia unggul menjadi yang paling krusial. Sebab, kemajuan ekonomi tidak akan tercapai tanpa manusia yang cerdas, berkarakter, dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Sebagai generasi yang akan memimpin pada 2045, Generasi Z perlu memiliki tiga kemampuan inti, yakni komunikasi efektif dan empatik, kolaborasi lintas generasi, serta kemampuan berpikir kritis dan adaptif terhadap teknologi.

Selain itu, generasi muda juga harus mampu melihat peluang serta terus mengembangkan kemampuan diri, tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga lewat ruang-ruang terbuka seperti komunitas, organisasi, dan pelatihan pengembangan soft skill maupun hard skill.

Bonus demografi tidak otomatis membawa keberhasilan. Dampak positifnya baru akan terasa jika pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat bekerja bersama menciptakan ruang bagi generasi muda untuk tumbuh dan berkontribusi.

Investasi terbaik bagi Indonesia bukan hanya pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan manusia yang berpikir kritis dan mampu berkomunikasi dengan baik. Menuju Indonesia Emas 2045, generasi muda harus disiapkan bukan hanya untuk cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara sosial dan mental.

Sebab, masa depan bangsa ini tidak ditentukan oleh seberapa banyak anak muda yang kita miliki, melainkan oleh seberapa siap mereka berpikir, berbicara, dan bertindak untuk Indonesia.

Penulis: Frima Putri Timur

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network