Cetak Ahli Madya Buah Tropis, Akademi Buah Nusantara dan UPN Siapkan Kurikulum Pertama di Indonesia

Rahmat Ilyasan
Akademi Buah Nusantara dan UPN Jatim menyiapkan Kurikulum Pertama di Indonesia untuk membangun industri buah nasional. Foto iNewsSurabaya/ilyas

JOMBANG, iNewsSurabaya.id – Upaya serius untuk membangun industri buah nasional mulai menemukan pijakan baru. Di tengah melimpahnya kekayaan buah tropis Indonesia, para akademisi dan praktisi merasa sudah saatnya negara ini memiliki tenaga vokasi khusus yang mampu mengelola potensi itu dari hulu ke hilir.

Kesadaran itulah yang mendorong Akademi Buah Nusantara (ABN) bersama UPN Veteran Jawa Timur membentuk Tim Taskforce penyusunan kurikulum ahli madya buah-buahan tropis. Pertemuan berlangsung selama tiga hari, 15–17 November 2025, di kawasan agrowisata De Durian Park, Wonosalam, Jombang.

Direktur ABN, Prof. Reza Tirtawinata, menegaskan bahwa kurikulum ini menjadi fondasi lahirnya tenaga terampil yang benar-benar dibutuhkan industri buah.

“Indonesia memiliki ragam buah tropis luar biasa, namun belum diimbangi dengan SDM terlatih. Kurikulum ini kami susun sebagai pedoman untuk menghasilkan ahli madya yang paham budidaya, pascapanen, hingga manajemen kebun,” ujarnya.

Pendiri dan inisiator ABN, Yusron Aminulloh, menambahkan bahwa lulusan vokasi ini ditargetkan mampu menjadi asisten manajer kebun industri, pengelola kebun berbasis ilmu modern, hingga wirausaha baru di sektor hortikultura.

“Harapannya, mereka tidak hanya mahir mengelola kebun, tetapi juga memahami ekspor-impor buah dan mampu menggerakkan ekonomi daerah,” tegasnya.

Rapat kerja tersebut dihadiri jajaran pimpinan UPN, mulai dari Wakil Rektor 2 Prof. Dr. Sukendah, hingga Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Wanti Mindari dan sejumlah pakar hortikultura.

Prof. Sukendah menyebut penyusunan kurikulum ini sebagai momentum penting bagi kelahiran Program Studi Budidaya Buah ABN—program vokasi pertama di Indonesia yang fokus pada buah tropis.

“Kurikulum minimal 108 SKS dengan sekitar 35 mata kuliah harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan industri buah nasional,” tegas Prof. Wanti Mindari.

Para pakar menyoroti fakta bahwa Indonesia memiliki keragaman durian terbesar di Asia Tenggara, namun produksinya belum mampu bersaing dengan Thailand.

Kondisi itu menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi alam dan kemampuan teknis SDM. Pendidikan vokasi dengan praktik lapangan yang intensif dinilai sebagai solusi paling realistis.

Melalui program ini, mahasiswa nantinya akan belajar langsung di sentra-sentra buah Nusantara, mempelajari pemuliaan varietas, pengelolaan kebun modern, pengolahan hasil panen, hingga teknologi hortikultura terbaru.

Rektor UPN Veteran Jatim, Prof. Dr. Akhmad Fauzi, menyatakan dukungannya terhadap pendirian kampus vokasional ABN. Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kebutuhan strategis bangsa.

“Hadirnya ABN menjadi model baru pendidikan vokasi berbasis potensi lokal. Ini langkah konkret untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat buah tropis dunia,” tegasnya.

Dengan adanya kurikulum vokasi yang terarah, ABN dan UPN berharap ke depan Indonesia tidak lagi hanya kaya varietas, tetapi juga kaya sumber daya manusia yang mampu memajukan industri buah secara berkelanjutan.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network