Kerja di Balik Layar, Teknisi Gigi Ternyata Penentu Senyum Sempurna Pasien

Fahrezi Chandra
peran teknisi gigi memiliki kontribusi krusial dalam pembuatan dan perbaikan alat kesehatan gigi seperti gigi palsu. Foto: Pinterest

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kesadaran masyarakat untuk merawat gigi terus meningkat, namun sedikit yang mengetahui peran teknisi gigi dalam menciptakan senyum sehat. Profesi ini bekerja di balik layar, membuat gigi tiruan, kawat gigi, hingga alat ortodontik yang krusial bagi kenyamanan dan kepercayaan diri pasien.

Dilansir dari buku Standar Profesi Teknisi Gigi Kementerian Kesehatan, menyebutkan salah satu target Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010 yang diadopsi Indonesia adalah meminimalkan dampak penyakit gigi dan mulut terhadap kesehatan sistemik secara menyeluruh.

Untuk mencapai target tersebut, peran teknisi gigi menjadi penting. Mereka memiliki kontribusi krusial dalam pembuatan dan perbaikan alat kesehatan gigi seperti gigi palsu, kawat gigi, dan berbagai perangkat ortodontik yang membantu menjaga fungsi serta estetika gigi.

"Masyarakat hanya melihat hasil akhir saat mereka tersenyum dengan gigi baru, tapi tidak tahu proses rumit di laboratorium yang melibatkan ketelitian tinggi," ujar Ananda Bilqis, mahasiswa Teknologi Kesehatan UNAIR.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2015 tentang standar pelayanan keteknisian gigi, teknisi gigi adalah orang yang telah lulus pendidikan teknik gigi sesuai ketentuan peraturan perundangan, dengan kualifikasi minimal diploma tiga keteknisian gigi serta memiliki Surat Tanda Registrasi.


Kurnia Dental Laboratory, salah satu dental laboratorium di Kota Surabaya. Foto: Ananda

Tugas pokok teknisi gigi adalah memberikan pelayanan keteknisian gigi, yaitu membuat protesa gigi tiruan, alat ortodonti, dan maksilo fasial pada fasilitas pelayanan kesehatan atau laboratorium teknik gigi.

Meskipun tidak berinteraksi langsung dengan pasien, teknisi gigi harus memiliki keahlian teknis tinggi serta pemahaman mendalam tentang anatomi gigi dan struktur mulut. Mereka berkolaborasi erat dengan dokter gigi untuk merancang dan membuat alat kesehatan gigi yang sesuai dengan kebutuhan medis dan estetika pasien.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, teknisi gigi harus menguasai dua keterampilan utama, melakukan prosedur pelayanan keteknisian gigi sesuai standar, dan melakukan prosedur penatalaksanaan laboratorium sesuai standar per unit kompetensi.

Pelayanan keteknisian gigi meliputi pembuatan gigi tiruan lepasan akrilik, gigi tiruan cekat akrilik, alat ortodonsi lepasan, gigi tiruan kerangka logam, gigi tiruan kombinasi (precision attachment), protesa maksilo fasial pada celah bibir dan langit-langit, obturator, gigi tiruan cekat porselen, hingga gigi tiruan cekat porselen dengan implan.

Ananda menjelaskan, setiap jenis alat memerlukan teknik berbeda dan tingkat presisi tinggi. "Satu milimeter saja meleset, alat ortodontik bisa tidak nyaman dipakai pasien atau bahkan menyebabkan masalah baru pada struktur mulut," katanya.

Dalam tim kesehatan gigi, teknisi gigi merupakan mitra kerja utama dokter gigi. Dokter gigi merancang alat kesehatan mulut sesuai kebutuhan medis dan estetika pasien, sedangkan teknisi gigi mewujudkan rancangan tersebut menjadi alat yang presisi dan sesuai spesifikasi.

Kerja sama erat antara keduanya memastikan alat yang dibuat tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga nyaman dan sesuai dengan struktur mulut pasien.

"Tanpa teknisi gigi yang kompeten, hasil perawatan gigi tidak akan optimal. Kami adalah jembatan antara rancangan dokter gigi dengan kenyamanan pasien," ungkap Ananda.

Pendidikan teknik gigi telah diselenggarakan lembaga pemerintah maupun swasta, namun tidak semua lulusan terserap di lembaga pemerintah karena terbatasnya formasi kepegawaian. Sebagian besar lulusan pendidikan teknik gigi bekerja di laboratorium swasta atau mendirikan laboratorium sendiri.

Menurut Ananda, keterbatasan ini sebenarnya membuka peluang wirausaha bagi lulusan teknik gigi. "Banyak teman-teman yang memilih membuka laboratorium sendiri karena permintaan pasar cukup tinggi, terutama di kota-kota besar," jelasnya.

Di balik setiap senyum sehat dan percaya diri pasien, terdapat dedikasi dan ketelitian teknisi gigi yang bekerja dengan penuh tanggung jawab. Melalui keahlian mereka dalam menciptakan alat gigi yang presisi, teknisi gigi membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Profesi ini layak mendapat apresiasi lebih karena kami turut berkontribusi pada kesehatan masyarakat, meski bekerja di balik layar," pungkas Ananda.

Penulis

Ananda Bilqis ( Mahasiswa Teknologi Kesehatan Gigi UNAIR )

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network