MOJOKERTO, iNews.id – Kecelakaan bus maut yang menewaskan banyak penumpang memiliki cerita. Korban yang selamat mengakui tak ada firasat apapun sebelum kecelakaan, justru ia tertidur saat terjadi bencana.
Kecelakaan maut yang terjadi di kilometer 712.400/A Tol Surabaya-Mojokerto,14 korban meninggal dunia dan 19 korban luka-luka. Salah satu korban selamat yang mengalami luka adala Nailatul Istiada (28).
Warga Desa Benowo RT 002 RW 002, Kecamatan Pakal, Surabaya itu tidak begitu mengetahui betul detik-detik menabrak tiang tiang pesan atau variable message sign yang berada di tepi kiri jalan tol. “Saya tidak tahu betul, tidur soalnya,” katanya sambil berbaring di ruang Falmboyan 1 Rumah Sakit Gatoel, Kota Mojokerto, Senin (16/5/2022).
Ketika bus pariwisata PO Ardiansyah plat nomor S 7322 UW, sontak ia keget dengan kondisi setangah sadar. Ia pun tak sadarkan diri. “Jadi setengah sadar,” tukasnya.
Rombongan berasal dari satu kampung di daerah Benowo, Surabaya, yang melakukan wisata ke Dieng, selama tiga hari. Mereka berangkat Sabtu (14/5/2022) sekitar pukul 20.00 WIB dengan tujuan utama ke Wisata Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
Nailatul tak sendiri, dalam perjalanan itu ia bersama anaknya, Syakila (5) dan suaminya, Ainur Rofiq (35). Anak semata wayangnya juga selamat. Namun suaminya meninggal dunia dilokasi kejadian.
Kondisi Nailul mengalami luka pada bagian wajah dan kedua tangannya. Matanya lebam. Tangan kirinya luka ringan. Sedangkan tangan kanannya patah tulang. Sebelum kejadian, Nailul mengaku tidak mendapat firasat buruk. Karena ia tertidur lelap bersama anak. “Tidak ada, tidak ada pikiran buruk, karena saya tidur,” ucapnya.
Ia menyampaikan, liburan ke Jogja merupakan rutinitas setiap tahun setelah lebaran warga satu kampung. Tahun ini, destinasi utama adalah Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. “Ke Dieng, terus yang terakhir itu ke Malioboro,” tukasnya.
Humas RA Gatoel Kota Mojokerto Priyadi menyampaikan, Nailatul kondisinya lemah dan akan menjalani operasi. Sementara, ada dua korban kecekaam tunggal bus yang di rawat di RS Gatoel. Yakni, Syakila dan Nazwi Dwi (13).
Dua anak ini tengah menjalani perawatan intesif. Hanya saja, Nazwa Dwi belum kondisinya belum sadarkan dan berada di ruang ICU. “Syakila sadar, nyeri ditangan kanan, rencananya akan menjelani operasi besok,” terangnya. Sedangkan Nazwa Dwi belum sadarkan dir. Rencananya akan menjalani operasi malam ini,” ungkapnya.
Peristiwa mengenaskan itu berawal dari Bus pariwisata yang mengangkut 31 penumpang itu melaju dari Jombang ke Surabaya. Sesampainya di kilometer 712 Tol Surabaya-Mojokeryo sekitar pukul 6.15 WIB bus tiba-tiba oleng ke kiri dan menabrak tiang pesan atau variable message sign.
Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan total 14 korban meninggal dunia. 7 korban meninggal di lokasi kejadian sementara 8 korban meninggal di rumah sakit. Bus yang mengangkut sekitar 25 wisatawan mengalami kecelakaan saat kembali dari Yogyakarta ke Surabaya.
Barang bawaan korban serta identitas yang berserakan saat kecelakaan terjadi membuat proses identifikasi sejumlah korban tewas mengalami kendala. Kini, semua korban telah teridentifikasi, pihak rumah sakit langsung menghubungi keluarga untuk disemayamkan di rumah duka. Kepolisian masih menyelidiki penyebab kecelakaan tunggal yang merenggut belasan nyawa di kilometer 712 Tol Mojokerto pada Senin (16/5/2022) pagi.
Dua orang sopir bus pariwisata PO Ardiansyah yang terdiri dari sopir utama dan cadangan kini menjalani pemeriksaan kepolisian Polresta Mojokerto. Keduanya yakni, Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Mboteng, Kecamatan Menganti, Gresik dan Ade Firmansyah (29) Dusun Sememi RT 2 RW 4, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya.
Saat kejadian, bus tersebut dikemudikan sopir cadang yang tak lain adalah Ade Firmasnyah. Sementara, sopir utama Ari Ardiyanto berada di bus bagian belakang. Sopir Cadangan mengalami luka serius dan kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Citra Medika, Tarik, Sidoarjo. Sedangkan Sopir utama mengalami luka ringan dan diamankan di Polresta Mojokerto.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait