PDSKJI: Satu Persen Penduduk Dunia Alami Skizofrenia, Kenali Gejala dan Penanganannya!

Ali Masduki
Ketua PDSKJI Surabaya, dr. Roni Subagyo SpKJ (K), saat Halal Bi Halal dan Siang Klinik dalam rangka memperingati Hari Skizofrenia Sedunia, di Surabaya, Minggu (22/5/2022). (Foto: Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Surabaya, dr. Roni Subagyo SpKJ (K), menyebut bahwa 1 persen penduduk dunia saat ini mengalami gangguan jiwa berat atau Skizofrenia.

Hal itu ia kemukakan disela Halal Bi Halal dan Siang Klinik dalam rangka memperingati Hari Skizofrenia Sedunia, di Surabaya, Minggu (22/5/2022). 

Halal Bihalal sekaligus pertemuan ilmiah yang menghadirkan Prodormal, Early Psychosis, and Early Onset Schizophrenia dr. Ivana Sayogo, Sp.KJ (K) dan Maintaining Adherence of People With Schizophrenia dr. Azimatul Karimah, Sp.KJ (K), yang digelar secara hybrid (online dan offline) tersebut untuk meningkatkan pengetahuan tentang gangguan jiwa bagi anggota PDSKJI Surabaya. 

"Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang angka kejadian di masyarakat sekitar 1 persen disemua strata masyarakat dunia," katanya 

Menurut dr. Roni, penderita Skizofrenia biasanya ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan dan kesulitan membedakan mana hal yang nyata dan yang tidak. 

"Bisa dari kesadaran, persepsi, proses berpikirnya, kemauan dan psikomotornya. Dari tanda dan gelaja-gejala itu kita bisa menyimpulkan bahwa yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa berat atau tidak," ujarnya.

Banyak faktor yang menyebabkan orang mengalami Skizofrenia. Mulai faktor genetik, kepribadian, pola asuh, infeksi diotak pada saat balita atau faktor trauma kelahiran.

Penyakit ini umumnya diderita oleh orang dengan rentan usia 15-25 tahun. Namun usia anak-anak diatas 6 tahun juga ada yang mengalami, hanya saja jumlahnya lebih sedikit.

Untuk itu, dr. Roni menuturkan agar masyarakat bisa mengenali tanda-tanda awal yang menjadi kunci, semakin dini mendapatkan intervensi maka semakin baik prognosanya.

"Sebetulnya gampang ukuran kesehatan mental. Kalau orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari ada yang tidak normal atau janggal, yang gak sesuai dengan budaya dan kultur masyarakat yang ada disitu, sangat mungkin dia sedang mengalami gangguan jiwa," tuturnya.

Sedangkan untuk memastikan apakah orang itu menderita gangguan jiwa ringan, sedang atau berat, dr. Roni menyarankan agar memeriksakan diri ke dokter. Apalagi saat ini akses layanan gangguan jiwa sudah cukup bagus. Bahkan pemerintah sendiri sudah membentuk tim khusus yang menangani hal itu.

"Hanya saja masih ada kerabat penderita gangguan jiwa terkadang masih belum bisa menerima dengan tulus. Padahal jika dia segera mendapatkan penanganan InsyaAlloh bisa segera sembuh," kata dia.

dr. Roni menambahkan, bagi pasien Skizofrenia yang sudah berhasil recovery agar tidak lengah dan tetap berkonsultasi ke dokter.

"Jika sudah sembuh ada potensi kambuh maka harus dicegah dengan terapi dan konsultasi teratur supaya orang bisa menjalani kehidupannya dengan normal," tegasnya.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network