PAMEKASAN, iNews.id - Terobosan baru dilakukan Tim Abmas ITS dan mahasiswa KKN yang melakukan pendampingan dalam proses produksi garam konsumsi di BUMDes Mutiara Saghara di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Mereka membuat sistem baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Desa Bunder merupakan satu bentuk dari desa tematik yang digagas oleh pemerintah kabupaten Pamekasan dan menjadi salah satu program prioritas Bupati dalam meningkatkan perekonomian desa.
Dilokasi ini, garam menjadi komoditas unggulan untuk mengembangkan Eduwisata Garam sebagai solusi peningkatan kesejahteraan warga. Inovasi yang dilakukan oleh BUMDes “Mutiara Saghara” dalam hal pengolahan garam yaitu pemurnian garam menggunakan metode rekristalisasi dan penambahan iodium sehingga bisa dimanfaatkan sebagai garam konsumsi.
Dalam kegiatan abmas ini, tim abmas memberikan masukan terkait proses rekristalisasi garam yang telah dilakukan selama ini.
Garam produksi BUMDes Mutiara Saghara selama ini masih sebatas sebagai souvenir bagi pengunjung Eduwisata Garam. Garam yang diproduksi belum dijual di pasaran karena terkendala hasil uji laboratorium dan perizinan.
Untuk itulah, tim abmas ITS yang diketuai oleh Mohammad Sholikhan Arif, S.T., M.T. melihat sebagai sebuah kesempatan untuk membantu menyempurnakan proses pembuatan garam iodium dengan menerapkan teknologi terbaru.
”Inovasi yang dikembangkan oleh BUMDes Mutiara Saghara ini sangat bagus, dan perlu kita dukung agar bisa menghasilkan produk yang dapat dipasarkan dan meningkatkan perekonomian di Desa Bunder ini” ujar Sholikhan.
Dalam penambahan iodium proses produksi garam konsumsi, BUMDes ini masih menggunakan metode manual, sehingga terkadang hasil kurang tercampur sempurna.
Untuk itu, mahasiswa KKN berjumlah 10 mahasiswa berinisiatif merancang mesin injeksi iodisasi sehingga yodium dapat bercampur lebih sempurna. Kegiatan ini berlangsung selama 4 bulan, dan semua anggota tim terlibat sepenuhnya.
Editor : Arif Ardliyanto