get app
inews
Aa Read Next : Bertemu Dubes Inggris, Gubernur Khofifah Bahas Proyek Kereta Api di Surabaya

Gubernur Khofifah Kenalkan Turots Ulama Nusantara di Arab Saudi

Senin, 28 November 2022 | 18:29 WIB
header img
Gubernur Khofifah mengenalkan manuskrip (turots) karya ulama Indonesia dan kontribusinya untuk keilmuan serta peradaban dunia. Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memulai langkah 'babat alas' atau membuka jalan, mengenalkan manuskrip (turots) karya ulama Indonesia dan kontribusinya untuk keilmuan serta peradaban dunia. 

Dalam gelaran Indonesia Week 2022 yang digelar di Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh, Arab Saudi, Minggu (27/11/2022), Khofifah menggelar seminar dan pameran 'Intellectual Heritage and Contribution of Indonesian Scholars to The Islamic Civilization'.

Di sana, dipamerkan karya-karya manuskrip kuno ulama nusantara. Mulai turots karya Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, karya Syaikh Nawawi Al Bantani, karya Syaikh Hasyim Asyari Jombang, Syaikh Mahfudz At-Tarmasi Pacitan, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, juga ada pula karya KH Abul Fadhol Senori Tuban. 

"Kegiatan hari ini adalah bagian penting dalam babat alas menggali keunggulan ulama besar Indonesia yang kontribusinya signifikan untuk  keilmuan dunia, termasuk di Arab Saudi," tegas Khofifah. 

Menurut Khofifah, kontribusi ulama Indonesia bahkan sudah dimulai sejak abad ke-14. Sudah banyak kitab-kitab dilahirkan dan juga banyak ulama Indonesia yang wafat di sini.  Seperti  Syeikh Nawawi Al Bantani, memiliki 30 karya kitab turots.

Namun yang sudah terdigitalisasi baru enam kitab. Sehingga yang bisa diakses masyarakat baru enam  dari 30 kitab.

Begitu juga dengan karya Syaichona Kholil, dari 32 kitab karya ulama asal Bangkalan tersebut, baru dua yang sudah terdigitalisasi. 

"Jadi saat ini kondisinya adalah banyak manuskrip karya ulama Indonesia yang ada di Belanda, Inggris, Timur Tengah maupun  Afrika  . Sehingga pertemuan hari ini kami harap akan menjadi awalan baru untuk menjadi titik temu karya ulama dunia," tegasnya.

Lebih lanjut, Khofifah menyebut bahwa saat ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah memiliki kerjasama MoU dengan Al Darah terkait kearsipan. Ia harapkan ke depan akan ada tindak lanjut program termasuk dengan Jatim. 

"Maka kami harapkan MoU yang dilakukan ANRI dengan Al Darah akan bisa dilanjutkan dengan program yang bisa menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia," tegasnya. 

Ia secara khusus juga mengundang delegasi Al Darah yang memiliki agenda ke Aceh untuk juga mampir ke Jawa Timur. Agar bisa ada pembahasan lebih lanjut terkait pengembangan kearsipan manuskrip kuno karya ulama nusantara. 

"Jadi ini babat alas nya. Dan ke depan saya berharap ada format yang lebih advance seperti seminar tahunan maupun pertemuan ulama dan pesantren dunia," pungkasnya. 

Hadir dalam forum tersebut, Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh/Kepala Perwakilan RI untuk Kerajaan Arab Saudi Dr. Abdul Azis Ahmad dan Perwakilan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mr. Abdulrahman Subayyil Alrashheedi. 

Tidak ketinggalan, para narasumber juga hadir di forum tersebut yakni Pengasuh Ponpes Amanatul Umah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, Prof. Dr. Abdul Halim Subahar, serta Ahmad Kholily Kholil. 

Tokoh Nahdlatul Turots Ahmad Kholili Kholil dari Pesantren Cangaan Bangil Pasuruan mengatakan, agama Islam telah berkembang di Indonesia sejak abad ke 7 Masehi atau abad pertama 1 Hijriyah. 

"Islam pertama berkembang ke nusantara di abad ke 1 Hijriyah melalui perantara arab lewat perdagangan dimana pedagang dari Arab yang bersifat dan dan berakhlak baik, yang kemudian terbentuk komunitas Islam di kawasan Sumatera dan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai," katanya.

Perkembangan Islam yang begitu pesat terdengar oleh para ulama Arab Saudi dan disambut sangat baik. Bahkan ulama Arab dikirim ke Indonesia untuk memasifkan perkembangan Islam di nusantara. 

"Saat Islam sudah berkembang pesat di Indonesia, ulama nusantara membangun perhimpunan ulama supaya islam di nusantara sampai ke seantero dunia. Di aceh ada  Syek Abdul Rauf Al Sinkili, syekh Yusuf dari Makassar, syekh Arsyad dari Banjar, Syeikh Abdus Somad dari Palembang juga Syekh Al Nawawi dari Banten atau Syekh Nawawi Al Bantani. Juga ada dari Bogor dan Minangkabau," tegasnya. 

Tidak hanya ulama di Indonesia yang memiliki semangat menyebarkan Islam. Namun ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi pun memiliki semangat untuk menjaga Islam yang toleran dan moderat. 

"Maka ulama nusantara di Arab Saudi di tahun 1303 hijriyah atau 1930 masehi mendirikan madrasah Darul Ulum atau yang dikenal dengan madrasah sholatiyah," tandasnya. 

Dengan inisiasi itu, maka ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi menjadi semakin terpandang. Bahkan ulama Indonesia khususnya dari Jawa memiliki andil besar di segala bidang di Arab.

"Di antara mereka ada yang menjadi Ketua MUI ada yang menjadi imam salat, dan tidak terhitung yang menjadi pengajar di Masjidil Haram. Bahkan ada yang membangun yayasan khusus perempuan, ada yang menjadi muthawif dan menjadi penulis. Dari situlah peran ulama Indonesia semakin pesat untuk peradaban di Hijaz Arab Saudi," pungkasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut