SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Mochammad Darisunajiha, berhasil menemukan material komposit sebagai pengganti logam.
Melalui Tugas Akhirnya, Mahasiswa Teknik Mesin ini memanfaatkan limbah tempurung kelapa dan polipropilen yang didapat dari limbah plastik, kemasan botol air mineral, dan sampah plastik bening yang merupakan suatu permasalahan limbah saat ini di lingkungan masyarakat untuk menghasilkan material alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Daris mengungkapkan minimnya pemanfaatan tempurung kelapa mendorong dirinya untuk mengembangkan penelitian ini.
“Berangkat dari permasalahan limbah tempurung kelapa yang hanya dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar, bahan obat nyamuk, dan berbagai aksesoris kerajinan, untuk itu saya menggali literatur pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material komposit alternatif pengganti logam. Terlebih pada tahun 2021 saja jumlah produktivitas pohon kelapa mencapai 2.777.530 ton,” terangnya.
Penelitian yang dilakukan sejak September 2022 yang dibimbing oleh Dosen Teknik Mesin, Dr. I. Made Kastiawan, S.T., M.T. ini menemukan material alternatif masa depan yang memiliki kualitas dan kekuatan seperti logam.
“Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dari pengolahan limbah tempurung kelapa yang dicampur dengan limbah plastik akan menghasilkan ukuran partikel 200-250 mesh fraksi berat 11,5% dengan nilai rata-rata tegangan tarik tertinggi sebesar 19,80 Mpa serta memiliki nilai rata-rata energi yang diserap 0,97Joule atau setara dengan kekuatan timah,” kata Mahasiswa asal Tulungagung tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Daris mengatakan nantinya material komposit ini bisa dimanfaatkan oleh sektor otomotif hingga rumah tangga.
“Material komposit hasil eksperimen saya ini nantinya bisa dikembangkan lebih jauh sebagai bahan pelapis baja yang digunakan untuk sepeda, kendaraan, atau peralatan rumah tangga, mengingat material ini ringan dan tahan korosi,” kata alumni SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung.
Daris menyebutkan, bahwa pemanfaatan limbah tempurung kelapa temuannya tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar, sehingga lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Proses pengolahannya cukup mudah. Dengan memanfaatkan mesin ayak berbasis gelombang air buatan, tempurung kelapa yang sudah menjadi serbuk diayak sesuai ukuran partikel yang telah ditentukan.
Kemudian serbuk tempurung kelapa akan direndam lagi di air hangat pada suhu 80 derajat celcius, lalu di oven selama 45 menit dengan suhu 110 derajat celcius dan dimasukkan ke dalam wadah.
"Selain itu bahan baku tempurung kelapa ini bisa dibeli dengan harga yang ekonomis sekitar Rp20ribu untuk satu karung,” sebut anak pertama dari dua bersaudara ini.
Dengan adanya penelitian ini, calon wisudawan Untag Surabaya periode gasal 2022/2023 berharap tugas akhirnya tentang ‘Dampak Ukuran Partikel dan Fraksi Berat Terhadap Kekuatan Material Komposit Polipropilen Berpenguat Serbuk Tempurung Kelapa’ dapat mengoptimalkan limbah tempurung kelapa yang melimpah serta meningkatkan ketersediaan material yang renewable dan ramah lingkungan.
Editor : Ali Masduki