get app
inews
Aa Text
Read Next : SRC dan Gus Ipul Sinergikan Upaya Pengusulan RM Margono sebagai Pahlawan Nasional

Micin Bawa Dampak Buruk Bagi Tubuh, Benarkah?

Rabu, 24 Mei 2023 | 11:37 WIB
header img
P2MI menggelar acara media workshop yang bertajuk “Cinta Pakai Micin, Why Not?” di Surabaya. Foto: MNC Portal/Lukman

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa yang dikenal sebagai micin, adalah salah satu penyedap rasa semua masakan yang merupakan garam sodium atau natrium dari asam glutamat. Natrium yang terdapat dalam MSG adalah natrium yang sama sebagaimana terdapat dalam garam dapur atau garam meja. 

Sedangkan asam glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat dalam daging, ikan/seafood, sayuran seperti tomat, bawang putih, kentang dan sayuran lainnya, serta dalam rumput laut jenis konbu. 

Asam glutamat lebih banyak lagi terdapat dalam makanan berprotein tinggi yang difermentasi atau yang diperam dalam waktu relatif lama seperti keju, kecap kedelai, kecap ikan, ikan peda dan sejenisnya. 

Saat ini, semua orang sepertinya sudah tahu apa itu micin, dan juga pernah merasakan sedapnya masakan yang menggunakan micin. Micin atau MSG memiliki rasa yaitu rasa umami, salah satu rasa dasar dari lima rasa dasar, empat lainnya yang sudah diketahui yaitu asam, asin, manis dan pahit. 

Asam glutamat pada micin dapat meningkatkan rasa gurih atau rasa lezat masakan. Rasa gurihnya seperti gurih kaldu daging, bukan gurih santan, mentega atau margarin. Berdasarkan sejarahnya, MSG pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1908 oleh seorang professor bernama Kikunae Ikeda. 

Kikunae Ikeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut konbu untuk dijadikan butiran MSG. Banyak yang mengatakan bahwa micin dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan atau pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan

Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Hanifah Nuryani Lioe mengatakan, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur. Sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur pada takaran yang sama. 

MSG mengandung 13,6% Na atau 12% Na dalam bentuk MSG monohidrat, sedangkan garam dapur 39% Na. "Penggunaan MSG dalam masakan bahkan dapat menurunkan penggunaan garam dapur yang normal," ujarnya saat ditemui dalam acara media workshop yang bertajuk “Cinta Pakai Micin, Why Not?” di Surabaya, Selasa (23/5/2023).

Sementara itu, dokter spesialis gizi, dr. Maretha Primariayu menambahkan, penambahan MSG pada makanan tidak mengurangi gizi dari makanan tersebut. Bahkan, asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti MSG dapat membantu meningkatkan selera makan. 

"Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik," katanya. 

Diketahui, MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) dijelaskan pada Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang BTP. Aturan menjelaskan bahwa MSG dikategorikan sebagai BTP penguat rasa. 

Kadar penggunaan maksimum MSG dalam peraturan tersebut adalah Cara Produksi Pangan Yang Baik (CPPB), karena sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Sehingga kadar penggunaan ditentukan oleh produsen pangan dengan batasan secukupnya atau kadar yang paling rendah yang sudah memberikan rasa yang diinginkan. 

Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), Satria Gentur Pinandita mengatakan, masih banyak anggapan miring beredar di masyarakat mengenai micin. Untuk itu, pihaknya berinisiatif memberikan informasi yang benar mengenai amannya mengkonsumsi MSG. 

"Telah dibuktikan dalam percobaan hewan, micin ini tidak menimbulkan efek negatif. Jadi, stigma negatif yang selama ini melekat pada micin adalah tidak benar. Bahkan nyatanya micin merupakan material yang juga bermanfaat," tutupnya

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut