SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Akhir-akhir ini karya musisi tanah air terus bermunculan. Berbagai genre mewarnai jagad industri musik yang sudah bertransforsi ke dunia digital. Siapapun dan dimanapun bisa merilis single tanpa ribet.
Kali ini, giliran Guruh Dhiemas. Musisi asal Surabaya ini merilis Single Senandung Penantian. Produksi single perdana Guruh tersebut dikerjakan oleh Pink Studio Recording. Sedangkan video klipnya digarap oleh Julian Romadhon.
Lagu tersebut berjenis folk ballad dengan variasi etnik. Terutama pada sisi melodisnya. Senandung Penantian dibuka dengan bunyi kereta api, disusul intro yang mendayu.
Varian nadanya pun tak dapat ditebak. Berbeda dalam beberapa part, lalu kembali lagi pada nada reffrain di ujung lagu. Seolah berkisah tentang kerinduan atau kenangan yang dalam dan luas. Ada kalanya kenangan itu, terutama yang begitu kuat, akan kembali lagi dalam benak.
Sebenarnya apa makna sebenarnya dari lagu Senandung Penantian? Guruh menyebut bahwa lagu itu berkisah tentang mendiang kakeknya, Ngali Atmowijoyo. Karena suatu hal, mendiang kakek Guruh harus terdampar di luar pulau selama 7 tahun.
Saat bisa pulang, tentu Kakek Ngali merasakan kerinduan yang menggebu. Apalagi ia telah tujuh tahun terpisah dari anak-istrinya. Kerinduan dalam perjalanan itu diimajinasikan Guruh melalui Senandung Penantian.
"Terbayang wajah isterinya, anak-anaknya. Apalagi di depan rumah nenek saya waktu itu ada anggrek ungu. Seperti dalam lirik: sepetak rumah berhias anggrek ungu," terangnya.
Rasa rindu itu terbayang lewat lirik: Dalam lamunanku mengeja, mimpi-mimpi yang menjelma prosa. "Saya membayangkan bahwa kakek saya sedang merindukan wajah isterinya. Perasaan kangen dan kenangan, menumpuk seperti buku prosa. Menjejal dalam benak," katanya.
Di kalbumu pernah kutitipkan cerita/Di sela peraduan senja/Kini akan kuambil kembali. Potongan lirik itu mengisahkan peristiwa ketika mendiang kakek Ngali berpisah dengan isterinya pada saat senja. Dalam perpisahan itu ia berpesan bahwa kelak akan kembali. Namun waktu pastinya ia tak tahu.
"Cerita berpisah saat senja itu saya tuangkan dalam single. Apalagi, kakek datang ke rumah nenek pada senja pula, setelah 7 tahun berpisah," tuturnya.
Meski berlatar senja dan perjalanan, Guruh menolak jika lagunya disebut sebagai "Lagu Senja". Sebab, liriknya menggunakan diksi puitik dan musikalitasnya memadukan beberapa unsur. Tak seperti lagu senja yang minimalis dan easy listening. Dengan lirik yang melulu tentang cinta atau patah hati.
Lagu Senandung Penantian pun mendapat respons dari sejumlah tokoh:
"Suasana tempo dulu dalam Senandung Penantian sangat terasa. Pilihan sound dengan vibes oldies. Buat yang punya kenangan, apalagi kenangan perjalanan menggunakan kereta lama, lagu ini pas. Tentu sembari mengenang kisah-kisah lama". - Agus Noor, Sastrawan.
"Senandung Penantian memberi kesimpulan bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah bertemu dengan orang-orang tercinta".- Deddy Otara, Penulis buku Tan Tjeng Bok.
"Lagu karya Guruh Dhiemas mampu menghibur mata dan telinga. Karena selain lagunya enak didengarkan, video klipnya juga bagus. Sukses selalu!" - Arumi Bachsin, Artis, isteri Wakil Gubernur Jawa Timur.
"Selamat atas dirilisnya Senandung Penantian. Saya percaya bahwa mas Guruh Dhiemas selalu memakai hati dalam berkarya. Saya akan terus mendengarkan lagunya. Selamat!" - Happy Salma, Artis.
"Senandung Penantian penuh dengan bahasa simbol. Saya memaknainya sebagai spiritualitas yang sedang dijalani Guruh. Antara ia dengan Tuhan, atau semesta. Diksi-diksinya mengungkapkan itu. Jika dibaca sekilas banyak yang mengira soal romantisme saja. Tapi sebenarnya lebih jauh dari itu" - Heri Lentho, Budayawan.
"Vibes perjalanannya terasa sekali. Kerinduan yang dalam. Senandung Penantian adalah karakter Guruh banget. Mendengarkan lagu itu, seseorang akan dibayangi oleh perasaan rindu akan masa lalu" - Panji Sakti, Musisi.
"Saya mendengarkan Senandung Penantian. Lagu yang epik menurut saya. Terus berkarya!" - Iroel Mpalz Maulana, Musisi.
"Merajut parasmu dalam kata-kata, tertulis rima. So Sweet. Lagu Senandung Penantian karya Guruh yang menarik. Menikmati liriknya, kita dapat merasakan bahwa Guruh sendiri yang jadi pelaku dalam lagu tersebut. Sukses selalu!" - Indah Kurnia, Musisi, anggota Komisi XI DPR RI.
Editor : Ali Masduki