SURABAYA, iNews.id – Rekat Peduli Indonesia, organisasi penyintas Pasien TBC Resisten Obat di Kota Surabaya, tahun ini mendapatkan Hibah dari Stop TB Patnership Global melalui program CFCS (Challenge Facility For Civil Society) Periode 10 yang berfokus memberikan penguatan kapasitas organisasi penyintas.
Hibah dengan tema SAFE TB (Strengthening Affected Community To End TB) yaitu Penguatan Komunitas Terdampak Untuk Mengakhiri TB.
Rencananya akan digunakan untuk berkolaborasi dengan pemerintah pada program penanggulangan TBC yang akan bekerja pada area Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik).
Hibah ini adalah program tahunan dari Stop TB Patnership Global period ke yang di berikan ke 27 Negara dan di Indonesia ada 3 organisasi diantaranya Penabulu, JIP (Jaringan Indonesia Positif) dan Rekat Peduli Indonesia.
Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi organisasi penyintas karena Rekat adalah organisasi penyintas TBC pertama berasal dari daerah yang mendapatkan kepercayaan untuk menerima hibah ini.
Ketua Yayasan Rekat Peduli Indonesia, Ani Herna Sari menyampaikan bahwa hibah ini akan dipergunakan untuk Penguatan kapasitas organisasi penyintas TBC.
Hibah ini juga akan memberikan pelatihan tentang sensitisasi HAM dan Gender, Pemberdayaan ekonomi Pasien dan Penyintas dengan pelatihan Batik, Pembuatan asesories dari manik-manik dan juga pembuatan telur asin.
“Program ini juga akan akan berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan terkait, Dinkesprov dan juga pemangku kepentingan lainnya,” katanya.
Rekat sendiri sudah berdiri sejak 2014 dan kemudian pada tahun 2015 sudah berbadan hukum dengan nama Perkumpulan Rekat Surabaya.
Mengingat kebutuhan organisasi yang semakin meningkat, sehingga pada tahun 2021 Rekat harus mendaftarkan lagi organisasi dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan.
Sehingga terbentuklah Yayasan Rekat Peduli Indonesia dengan SK KEMENKUMHAM NO. AHU-0029914.AH.01.04 Tahun 2021.
Ani menjelaskan, Rekat Peduli Indonesia mempunyai visi Indonesia bebas TBC dan misi mengurangi laju TB di Indonesia, menghilangkan stigma dan diskriminasi pada pasien TBC.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Rekat untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah terlibat dalam pendampingan pasien TBC RO di Kota Surabaya sejak tahun 2016.
“Saat ini Rekat memiliki 20 pendamping pasien di bawah Dinas Kesehatan Surabaya dan telah mendampingi pasien sebanyak 461 pasien sejak tahun 2016,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki