JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Pengamat Militer ISESS, Khairul Fahmi angkat bicara terkait peristiwa ledakan yang terjadi di Mako Brimob Surabaya atau tepatnya di Kantor Subdensi Pom Detasemen I Polda Jawa Timur, Jalan Raya Gresik Nomor 39 Surabaya, Senin (4/3/2024).
Fahmi mengatakan, dirinya turut prihatian atas insiden tersebut. Terlebih, terjadi di lokasi paling aman dalam konteks penyimpanan bahan peledak.
"Pertama kita prihatin atas kejadian ini yang mestinya ini lokasi paling aman dalam konteks penyimpanan bahan peledak yang hendak disingkirkan dan dimusnahkan malah terjadi kejadian ledakan seperti ini," ucap Fahmi kepada iNews Media Group.
Menurut Fahmi, gudang yang disebut Kapolda Jawa Timur belum memenuhi standardisasi ini harus menjadi catatan penting pihak kepolisian. Mengingat, Brimob Polda Jatim sendiri bukanlah satuan yang sudah lama berdiri.
"Brimob Polda Jatim ini bukan satuan baru, ini satuannya sudah aktif cukup lama lebih dari 10 tahun jadi agak mengherankan juga gudangnya ternyata diakui belum memenuhi standar dan kesannya tidak menjadi prioritas padahal kan ini satuan yang sangat penting dalam hal penanganan bahan peledak," tuturnya.
Catatan lainnya, lanjut Fahmi, yakni lokasi gudang yang berdekatan dengan pemukiman warga.
"Seharusnya ini menjadi pertimbangan serius dan menjadi prioritas untuk bagaimana kebetuhan adanya gudang yang memenuhi standar ini dipikirkan oleh para petinggi Polri," katanya.
Terakhir, petugas atau pun personel yang memang berurusan dengan bahan peledak harus dipastikan kecakapannya dan tidak meremehkan sitauasi.
"Personel-personel yang melalukan pengelolaan dan penanganan bahan peledakan ini harus benar-benar dipastikan kecakapannya, dipastikan kehati-hatiannya tidak meremehkan situasi, tidak menganggap bahan peledak yang tersimpan ini tidak akan meledak karena rusak kondisinya tidak bisa diperbaiki atau alasan lain ya mestinya tingkat kehati-hatian juga tinggi," tandasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta