Pratama Arhan dapat Pujian dari Analis Sepakbola AS, Sebut Lemparan Paling Mematikan di Dunia

JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Pratama Arhan, fullback kiri yang memperkuat Timnas Indonesia, mendapat sorotan positif dari analis sepakbola Amerika Serikat (AS), Ben Griffis. Griffis memberikan pujian yang mengesankan, menyebut lemparan maut Pratama sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia.

Pujian ini datang setelah penampilan cemerlang Pratama Arhan dalam pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Vietnam pada matchday ketiga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Kamis 21 Maret 2024. Griffis terkesan dengan jangkauan lemparan Pratama yang memukau.

Baca Juga

PosIND Gelar Nobar di Posbloc Surabaya, Dukung Timnas U-23

Pratama Arhan masuk ke lapangan pada awal babak kedua, menggantikan Nathan Tjoe-A-On, saat skor masih imbang 0-0. Kehadirannya memberi keberanian pada serangan Timnas Indonesia, yang berbuah gol positif pada menit 52.

Lemparan maut Pratama Arhan menciptakan kegemparan di pertahanan Timnas Vietnam. Bola liar dimanfaatkan oleh Egy Maulana Vikri untuk mencetak gol ke gawang Filip Nguyen.

Griffis tidak ragu-ragu menyatakan, "Lemparan jauh seperti ini sangat berbahaya. Bisa dikatakan, lemparan Pratama Arhan ini termasuk yang paling berbahaya di dunia."

Baca Juga

Langkah Timnas Indonesia Terhenti di Piala Asia 2023 usai Kalah 0-4 dari Australia di Babak 16 Besar

Gol ini menjadi satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 Timnas Indonesia atas Vietnam. Griffis bahkan membagikan video lemparan Pratama yang berujung gol Egy Maulana Vikri ke gawang Vietnam.

Pratama Arhan telah membuktikan kehebatan sebelumnya. Dalam semifinal SEA Games 2023, dua lemparan kritisnya membantu Timnas Indonesia U-22 meraih kemenangan 3-2 atas Timnas Vietnam U-22.

Tak hanya itu, kiper Timnas Argentina, Emiliano Martinez, juga hampir kewalahan menghadapi lemparan Pratama Arhan saat berhadapan dengan sundulan Elkan Baggott. Media Argentina bahkan memberi julukan 'El Loco', yang artinya 'sang Gila', kepada Pratama Arhan karena kejeniusannya dalam lemparan maut.

Editor : Arif Ardliyanto