SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sebanyak 44 taruna dari Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) Angkatan ke-55 telah memulai perjalanan mereka dalam menjalankan program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mereka akan menggeluti data penelitian sebagai landasan untuk penyusunan skripsi atau tugas akhir di 18 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Jawa Timur hingga 9 April mendatang.
Pagi ini (25/3), para taruna diperkenalkan kepada realitas lapangan oleh Pimti Pratama Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Timur. Mereka disambut oleh Kepala Kanwil, Heni Yuwono, didampingi oleh Kepala Divisi Administrasi, Saefur Rochim, dan Kepala Divisi Pemasyarakatan, Asep Sutandar, di Aula Raden Wijaya.
Dalam arahannya, Heni menekankan bahwa taruna akan menemui perbedaan antara teori di buku dan praktik di lapangan, hal yang wajar dalam konteks pengalaman. Namun, ia juga menegaskan bahwa hal ini merupakan kesempatan bagi para taruna untuk merekam fenomena tersebut dan menggunakannya sebagai evaluasi dalam penelitian mereka.
"Mari kita jadikan perbedaan ini sebagai tantangan yang memacu kita untuk menghasilkan kontribusi yang berarti dalam pemasyarakatan," ujar Heni, yang juga merupakan dosen di Poltekip.
Heni juga mengingatkan taruna untuk memahami dasar-dasar hukum yang relevan, terutama dengan adanya perubahan dalam pelaksanaan pemasyarakatan. "Pemahaman yang baik terhadap teori dan hukum yang berlaku sangat penting, khususnya UU 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan," tambahnya.
Dengan penuh harapan, Heni berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh para taruna dapat menjadi karya unggulan atau warisan yang berharga. "Jangan hanya meniru atau menjiplak, manfaatkan momen ini untuk mengukur kemampuan akademis dan kreativitas kalian," tegasnya.
Sebagai penutup, Heni juga menekankan pentingnya tata krama di lapangan, tidak hanya dalam konteks penelitian, tetapi juga dalam interaksi dengan masyarakat sekitar. "Kalian adalah wakil kami di lapangan, jaga citra baik Kemenkumham dengan sikap yang baik," pesannya kepada para taruna.
Sementara itu, Asep banyak menjelaskan teknis pelaksanaan penelitian di satker jajaran nantinya. Pria yang punya pengalaman sepuluh tahun menjadi pembina taruna itu mengatakan bahwa terdapat perbedaan budaya antara pemasyarakatan terdahulu dengan terkini.
"Zaman dulu, pegawai yang diberikan amanah untuk menjadi pembina kegiatan pertanian misalnya, mereka sangat mendalami perannya sebagai pembina tani. Tapi kalau sekarang beda, metode belajar dan keahlian justru dimiliki langsung oleh warga binaan melalui pembina yang tersertifikasi," terangnya.
Sebanyak 44 taruna dari Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) Angkatan ke-55 telah memulai perjalanan mereka dalam menjalankan program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Foto iNewsSurabaya/ist
Asep juga mengingatkan agar para Taruna tidak mengambil jarak dengan obyek penelitian. "Pelajari sebanyak-banyaknya, berikan masukan dan dampak sebesar-besarnya," tegasnya.
Sedangkan Rochim mengatakan bahwa untuk memastikan pelaksanaan penelitian berkualitas, pihaknya telah menunjuk pendamping atau pembimbing untuk setiap taruna.
"Sehingga nantinya taruna akan lebih mudah dalam melakukan penelitian di lapangan," ujar Rochim.
Kegiatan ini adalah bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penelitian. Juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi taruna dengan pemahaman lingkungan tugas. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme taruna dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama melaksanakan Pendidikan di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Editor : Arif Ardliyanto