JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Suasana Pilkada Jombang 2024 semakin panas, menyusul tudingan terhadap seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) yang diduga terlibat dalam kegiatan kampanye salah satu Pasangan Calon (Paslon). Suyadi, Kepala SDN Mangunan 2 di Kecamatan Kabuh, menjadi sorotan setelah rumah mertuanya dijadikan lokasi kampanye pasangan calon nomor urut 1, Mundjidah dan Sumrambah, pada Kamis, 3 Oktober.
Acara tersebut dihadiri oleh Calon Wakil Bupati Sumrambah, dan langsung memicu dugaan ketidaknetralan Suyadi. Sebagai ASN, ia dinilai melanggar aturan netralitas dengan menyediakan fasilitas bagi kegiatan kampanye. Namun, Suyadi membantah keras tudingan tersebut.
“Saya tidak tahu soal kampanye itu, karena saat kejadian saya berada di sekolah,” ujar Suyadi saat ditemui pada Jumat (4/10/2024).
Ia menegaskan bahwa rumah yang digunakan bukan miliknya, melainkan milik mertuanya di Desa Mangunan, tempat istrinya, Tatik, yang juga menjabat sebagai Bendahara Ranting PPP desa setempat, tinggal. "Itu rumah mertua saya, bukan milik saya,” tegasnya.
Aturan terkait netralitas ASN sendiri tercantum jelas dalam Pasal 2 Huruf F Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. ASN dilarang melakukan kegiatan yang memihak paslon tertentu, baik berupa ajakan, seruan, ataupun penggunaan fasilitas pribadi untuk kepentingan kampanye. Pelanggaran ini bisa berujung sanksi berat bagi yang terbukti terlibat.
Namun, tim pemenangan paslon nomor 1, melalui koordinatornya Yoyok, menegaskan bahwa kampanye tersebut sama sekali tidak melibatkan Suyadi. “Tidak ada kaitannya dengan Suyadi yang ASN, itu rumah mertuanya. Kami juga sudah mengajukan pemberitahuan kepada pihak terkait, termasuk Panwascam, dan acara ini berjalan sesuai prosedur,” jelas Yoyok.
Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kabuh, Rohmat, juga mengonfirmasi bahwa lokasi kampanye memang di rumah Atik, mertua Suyadi. “Surat yang kami terima menyebut lokasi kampanye di rumah Atik, bukan Suyadi,” kata Rohmat.
Menanggapi tersebarnya foto panitia kampanye bersama polisi di lokasi, Rohmat mengaku pihaknya masih mendalami kejadian tersebut. “Kami masih mengkaji lebih lanjut soal itu,” ucapnya.
Kasus ini tentu menambah bumbu panas dalam Pilkada Jombang 2024, dengan berbagai pihak terus saling klarifikasi terkait netralitas ASN di tengah memanasnya persaingan politik.
Editor : Arif Ardliyanto