JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Jombang kembali dilanda banjir besar pada Kamis (5/4/2024) malam setelah hujan deras mengguyur selama hampir 5 jam. Kawasan Perumahan Denanyar Asri, Desa Denanyar, Kecamatan Jombang, menjadi salah satu titik terdampak paling parah. Air setinggi 80-90 sentimeter menenggelamkan jalanan, sementara di dalam rumah warga, ketinggian air mencapai 40 sentimeter.
Situasi ini melumpuhkan aktivitas warga. Meski demikian, tak satu pun dari mereka yang mengungsi. Mereka memilih bertahan di dalam rumah dengan harapan kondisi segera membaik.
Salah satu warga, Saiful, mengungkapkan bahwa banjir kali ini disebabkan oleh buruknya saluran drainase yang tak mampu menampung derasnya air hujan.
"Penyebab utamanya saluran air yang kecil, jadi setiap hujan deras pasti banjir, terutama dari arah selatan," ujar Saiful, yang telah tinggal di kawasan tersebut sejak 1997.
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki saluran air agar kejadian serupa tak terulang. "Di sini ada sekitar 65 rumah, semua berharap ada solusi."
Ketua RT 11 Perumahan Denanyar Asri, Ayub Taufiqurrahman, menambahkan bahwa banjir menjadi masalah rutin setiap musim hujan, bahkan bisa terjadi 4-5 kali dalam setahun. "Kali ini lebih parah, ketinggian air sampai 90 sentimeter. Semua aktivitas lumpuh," katanya.
Ayub juga menyoroti pembangunan pusat perbelanjaan dan kantor pengadilan agama di sekitar kawasan mereka yang memperparah kondisi drainase. "Selokan di depan kecil, tidak mampu menampung air hujan dari atas," ujarnya.
Warga telah melaporkan masalah ini berulang kali ke pemerintah desa dan kecamatan, namun hingga kini belum ada tindakan nyata.
"Kami hanya bisa berharap segera ada selokan yang lebih besar. Kalau terus begini, satu-satunya solusi sementara ya hanya meninggikan rumah," keluh Ayub.
Warga Denanyar Asri Jombang Terjebak Banjir Setinggi 90 Sentimeter. Foto iNewsSurabaya/zainul
Banjir yang terus berulang ini menjadi bukti bahwa solusi permanen dari pemerintah sangat dinantikan oleh warga Denanyar Asri. Mereka tak ingin lagi hanya mengandalkan kesabaran tanpa kepastian.
Editor : Arif Ardliyanto