SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim), Adhy Karyono, memberikan apresiasi atas terselenggaranya Kompetisi Film Asli (Komfilasi) Tahun 2024. Kompetisi ini pertama kali digelar di Gedung Cak Durasim Surabaya, sebuah bangunan cagar budaya di Jawa Timur, pada Minggu (8/12/2024).
Adhy Karyono menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh kepada para pelaku industri kreatif, terutama para sineas muda.
"Kami ingin memberi ruang kepada anak muda yang bergerak di bidang perfilman. Semangatnya adalah mengembangkan kreativitas sineas muda kita serta mempromosikan seni budaya kita," ujarnya.
Ia berharap Komfilasi dapat menjadi wadah bagi sineas muda untuk berkontribusi memajukan industri perfilman Jawa Timur.
"Acara ini spesial, tidak hanya karena pertama kali diselenggarakan, tetapi juga didukung banyaknya karya-karya sineas muda yang berkualitas dan inspiratif," pujinya.
Adhy Karyono juga menyampaikan rasa bangganya atas prestasi Jawa Timur dalam pelestarian budaya. "Alhamdulillah, jumlah total Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2024 yaitu 112 karya budaya," jelasnya.
"Kita juga harus bersyukur atas penetapan Reog Ponorogo sebagai Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dengan status Perlindungan Mendesak pada 3 Desember 2024. Ini bukan hanya kemenangan Ponorogo, tapi kemenangan Jawa Timur dan Indonesia."
Adhy Karyono mendorong sineas muda untuk menampilkan keunikan budaya Jawa Timur dalam karya-karya mereka. Ia ingin film-film yang dibuat melibatkan sutradara, produser, dan pemain dari Jawa Timur, sehingga dapat memperkenalkan budaya Jawa Timur dan mendukung slogan "Jatim Maju dan Mendunia."
Adhy Karyono berkomitmen untuk menyediakan fasilitas, infrastruktur, dan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuh kembangnya industri perfilman di Jawa Timur.
"Kami optimistis dengan berkembangnya industri perfilman bagi sineas muda Jatim akan menjadi motivasi bagi sineas lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi," tegasnya.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, juga mengungkapkan bahwa Komfilasi Jawa Timur akan membawa ekosistem yang baik bagi industri perfilman.
"Untuk warisan budaya, kami meyakini bahwa kekayaan budaya kita sangat luar biasa. Tidak ada kekayaan budaya yang lebih hebat dari Indonesia. Kita ini mega diversity, maka Indonesia pantas menjadi pusat kebudayaan di dunia," lanjutnya optimis.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Evy Afianasari, menyampaikan bahwa Komfilasi merupakan wadah bagi sineas Jawa Timur untuk berkompetisi dan berkolaborasi dalam menghasilkan karya terbaik, khususnya di bidang perfilman.
"Melalui kegiatan ini harapannya menjadi salah satu event nasional terbaik. Sekaligus menjadi lokomotif penggerak ekonomi kreatif dan pengembangan kebudayaan melalui sektor film yang ada di Jatim," kata Evy.
Sebagai informasi, dalam acara tersebut, Pj Gubernur Jawa Timur dan Menteri Kebudayaan menyerahkan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada 13 usulan dari kabupaten/kota di Jawa Timur.
Diantaranya adalah Bahasa Madura Kab. Bangkalan, Bahasa Madura Kab. Sampang, Bahasa Madura Kab. Pamekasan, Bahasa Madura Kab. Sumenep, Krupuk Abang Ijo (Kab. Bojonegoro), Ampo (Kab. Tuban), Pudak (Kab. Gresik), Dhurung Bawean (Kab. Gresik), Krecek Bung (Kab. Lumajang), Jaranan Jur Ngasinan (Kab. Blitar), Tari Remo Boletan (Kab. Jombang), Penanggalan Tengger (Kab. Pasuruan), Roma Tabing Tongkok (Kab. Situbondo), Baritan (Kab. Trenggalek), Bersih Dam Bagong (Kab. Trenggalek) dan Kupatan Durenan (Kab. Trenggalek).
Editor : Ali Masduki