SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi ini. Salah satu terobosan terbarunya adalah peluncuran program East Java Innovative Education Summit (EJIES) 2025 yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, mengungkapkan bahwa dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari kurikulum hingga efektivitas fungsi pendidikan. Hal ini dirasakan oleh seluruh elemen pendidikan, baik guru, kepala sekolah, hingga siswa.
"Kami memahami betapa sulitnya tantangan yang dihadapi setiap tahunnya. Oleh karena itu, inovasi menjadi langkah penting dan objektif untuk menjawab persoalan-persoalan ini," jelas Aries, yang juga menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Batu.
Aries mengungkapkan, meskipun banyak sekolah, guru, dan siswa di Jawa Timur memiliki ide-ide inovatif, mereka sering kebingungan dalam mengukur dampak dan output dari inovasi tersebut. Di sisi lain, tak sedikit sekolah yang masih belum memiliki langkah konkret untuk memulai inovasi.
Melalui EJIES 2025, Dinas Pendidikan Jatim berupaya memacu seluruh sekolah untuk berinovasi secara strategis. Inovasi yang dihasilkan tidak hanya harus memberikan dampak positif bagi murid dan guru, tetapi juga masyarakat luas.
Produk-produk inovasi yang matang akan diarahkan untuk dikembangkan lebih lanjut oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jatim. Sementara itu, inovasi yang masih memerlukan penyempurnaan akan mendapatkan bimbingan melalui coaching clinic yang didampingi langsung oleh ITS. Program ini juga memberikan kesempatan bagi inovasi yang belum lolos tahun ini untuk berpartisipasi kembali di tahun 2026.
"Coaching clinic ini menjadi wadah penting untuk menganalisis dan memperkuat inovasi yang diusulkan kepala sekolah dan bidang-bidang terkait," tambah Aries.
Aries berharap EJIES 2025 dapat menjadi platform untuk melahirkan gagasan-gagasan terbaik yang nantinya dapat diimplementasikan secara menyeluruh di lingkungan pendidikan Jawa Timur.
"Kita ingin Jawa Timur tetap menjadi barometer pendidikan nasional. Meski akan ada perubahan kepemimpinan nasional atau kebijakan baru, inovasi tetap harus menjadi nafas utama pendidikan," tegas Aries.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dindik Jatim, Ety Prawesti, menambahkan bahwa program EJIES 2025 wajib diikuti oleh seluruh SMA, SMK, dan SLB, baik negeri maupun swasta di Jawa Timur. Total ada 788 sekolah negeri dan 3.269 sekolah swasta yang akan berpartisipasi.
Tidak hanya itu, berbagai unit kerja di lingkungan Dindik Jatim, seperti Bidang GTK, Bidang SMA, Bidang SMK, UPT TIKP, UPT PTKK, hingga 24 cabang dinas (Cabdin), juga dituntut untuk menciptakan inovasi demi meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya masing-masing.
"2025 kita tetapkan sebagai tahun inovasi pendidikan. Kami mendorong semua lembaga pendidikan untuk menghasilkan karya-karya terbaik yang berdampak positif bagi masyarakat," ungkap Ety.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, EJIES 2025 diharapkan mampu membawa pendidikan Jawa Timur ke level yang lebih tinggi, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto