get app
inews
Aa Text
Read Next : Kenali HMPV: Gejala, Pencegahan dan Kelompok Risiko

Pneumonia Merebak di Surabaya, Pemkot Gencarkan Vaksinasi dan Skrining Kesehatan, Simak Cirinya

Jum'at, 14 Februari 2025 | 05:05 WIB
header img
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina. Foto iNEWSSURABAYA/ist

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Kasus pneumonia di Kota Surabaya kian meningkat dan menjadi perhatian serius pemerintah. Sebagai langkah antisipatif, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperkuat akses vaksinasi serta skrining kesehatan guna menekan penyebaran penyakit ini.

Selain itu, Pemkot juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur serta instansi terkait dalam memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandara untuk mencegah masuknya penyakit menular dari luar daerah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, mengungkapkan bahwa deteksi dini pneumonia terus dilakukan, terutama pada balita, melalui skrining kesehatan tahunan di puskesmas. Langkah ini menjadi bagian dari program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

“Dinkes Surabaya telah menerapkan skrining kesehatan terintegrasi sejak 2024, yang mencakup pengendalian penyakit menular dan tidak menular, serta program kesehatan lainnya,” ujar Nanik, Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, integrasi layanan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas cakupan, serta memberikan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif kepada masyarakat.

Sebagai upaya promotif, Dinkes Surabaya aktif mengedukasi masyarakat mengenai deteksi dini pneumonia melalui Posyandu. Program ini mencakup sosialisasi pentingnya ASI eksklusif, nutrisi seimbang bagi balita, serta penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Sementara itu, langkah preventif dilakukan dengan meningkatkan akses vaksinasi. Nanik juga mengimbau para ibu untuk memberikan ASI eksklusif serta menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit.

“Berdasarkan data Fasyankes Kota Surabaya, tren pelaporan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan kasus pneumonia sebesar 7,6 persen,” ungkapnya.

Meski ada penurunan kasus, pneumonia masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Faktor-faktor seperti polusi udara, infeksi virus, serta kebiasaan hidup masyarakat turut berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, vaksinasi, edukasi kesehatan, serta pengawasan kualitas udara menjadi langkah penting dalam pengendalian pneumonia.

Beberapa penyebab utama pneumonia meliputi infeksi bakteri, virus, jamur, serta kondisi lingkungan yang buruk. Kelompok dengan sistem imun lemah, lansia, dan anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini.

Masyarakat diimbau untuk mengenali tanda-tanda pneumonia, terutama pada balita, dengan memperhatikan pola pernapasan mereka: Balita usia 0 – 2 bulan: Napas ≥ 60 kali/menit, Balita usia 2 – 12 bulan: Napas ≥ 50 kali/menit, dan Balita usia 12 – 59 bulan: Napas ≥ 40 kali/menit.

"Jika anak mengalami napas cepat, batuk berkepanjangan, atau kesulitan bernapas, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya. 

Pada orang dewasa, gejala pneumonia yang perlu diwaspadai meliputi:
- Batuk berdahak (kuning, hijau, atau berdarah)
- Sesak napas dan napas cepat
- Demam disertai menggigil
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk
- Kelelahan berlebihan dan kurang energi

Dinkes Surabaya juga bekerja sama dengan Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya dalam melakukan pemantauan di bandara serta pelabuhan. Langkah ini bertujuan untuk menangkal serta mengidentifikasi penyakit menular yang berpotensi masuk melalui pelaku perjalanan internasional.

“Kami melakukan skrining kesehatan di pintu masuk negara, pemantauan kontak erat, edukasi kesehatan, serta respons cepat terhadap potensi wabah,” jelas Nanik.

Sebagai bentuk perlindungan kesehatan masyarakat, BPJS Kesehatan menanggung biaya pengobatan pneumonia sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Pneumonia termasuk dalam penyakit serius yang memerlukan penanganan medis, dan BPJS Kesehatan memberikan jaminan pelayanan sesuai jenis perawatan yang dibutuhkan,” pungkasnya.

Dengan berbagai langkah ini, diharapkan angka kasus pneumonia di Surabaya terus menurun, sehingga kesehatan masyarakat semakin terjaga. Tetap waspada, jaga kebersihan, dan segera periksakan diri jika mengalami gejala pneumonia!

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut