Kisah Unik Jenderal Asal Probolinggo, Dapat Petunjuk Jailangkung Hingga Curi Roti yang Ubah Nasibnya

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Jenderal TNI (Purn) Soemitro Sastrodihardjo dikenal sebagai salah satu tokoh militer Indonesia yang memiliki perjalanan karir penuh warna. Di balik kesuksesannya sebagai jenderal, ternyata terdapat kisah unik dan tak biasa yang menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya mulai dari mendapatkan “petunjuk” lewat permainan jailangkung, hingga kebiasaan mencuri makanan saat masa pelatihan.
Lahir di Sebaung, Gending, Probolinggo, Jawa Timur pada 13 Januari 1927, Soemitro kecil sejatinya bercita-cita menjadi seorang insinyur. Namun takdir berkata lain. Saat berusia 15 tahun, Soemitro bersama temannya, Gatot Supangkat, bermain jailangkung di Surabaya. Permainan mistis ini menjadi titik balik hidupnya.
Dalam permainan itu, Soemitro melontarkan pertanyaan, “Besok saya akan jadi apa?” Tak disangka, boneka jailangkung memberi jawaban mengejutkan dengan mengeja huruf demi huruf: M-A-J-O-R.
“Namanya garis hidup, saya betul-betul jadi tentara,” ujar Soemitro, seperti dikutip dalam buku Soemitro: dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib karya Ramadhan K.H.
Tak lama setelah itu, Soemitro bergabung dalam pasukan PETA (Pembela Tanah Air) bentukan Jepang. Ia menjalani pendidikan perwira di Bogor. Namun, di balik ketegasan militer, Soemitro dikenal sebagai salah satu siswa paling "nakal".
Ia kerap melanggar aturan dengan keluar pagar asrama demi mencari makanan. Bahkan, ia sering mencuri makanan di dapur atau kamar para instruktur.
Suatu malam, Soemitro bersama dua temannya—Sukaryadi dan Ponidi—nekat keluar asrama. Namun sayangnya, hanya Soemitro dan Ponidi yang berhasil kembali. Sukaryadi tertangkap oleh Komandan Yanagawa.
Meski tertangkap dan mendapat hukuman berat berupa saseng, latihan pedang kayu (kendo), dan bayonet (juken jutsu), Sukaryadi tak pernah membuka identitas dua rekannya. Ia bungkam dan memilih menanggung hukuman sendiri.
Soemitro sangat menghargai pengorbanan itu. “Saya respek sama dia dan berutang budi. Umpama dia menyebut nama kita berdua (Ponidi dan saya), tentu kita bertiga akan dikeluarkan dan saya tidak akan jadi jenderal,” ucapnya.
Meski jailangkung meramalkan Soemitro hanya akan menjadi mayor, kenyataan berbicara lain. Karier militer Soemitro justru melesat tinggi.
Ia pernah menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya, Pangdam VI/Mulawarman di Kalimantan, hingga puncaknya menjadi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib)—sebuah jabatan strategis pada masa Orde Baru.
Editor : Arif Ardliyanto