Cerita Pilu Warga Mojokerto, Akad Nikah Terpaksa Pindah ke Masjid, Saat Hajatan Diterjang Banjir
MOJOKERTO, iNewsSurabaya.id – Kebahagiaan sepasang pengantin di Mojokerto berubah menjadi momen haru saat pesta pernikahan mereka terpaksa digelar di tengah genangan banjir. Peristiwa ini terjadi di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (9/6/2025).
Akibat banjir yang menggenangi lokasi hajatan, prosesi akad nikah yang sedianya akan digelar di rumah mempelai perempuan terpaksa dipindahkan ke masjid desa. Keputusan ini diambil demi kelancaran acara di tengah situasi darurat.
Pantauan langsung iNewsMojokerto.id menunjukkan kondisi tenda pernikahan yang tergenang air. Suasana sekitar lokasi tampak sepi tanpa aktivitas, karena air dari luapan sungai dan saluran drainase yang tak mampu menampung derasnya hujan membanjiri area tersebut.
Banjir ini merupakan dampak dari hujan deras yang mengguyur wilayah Mojokerto, Jombang, dan sekitarnya sejak Minggu malam (8/6/2025). Tidak hanya mengganggu jalannya pesta pernikahan, banjir juga merendam halaman rumah warga dan jalan-jalan desa.
Nur Sholihati (41), warga Desa Gayaman, menyebut banjir di desanya merupakan masalah yang kerap terjadi. “Setiap hujan deras, pasti banjir. Tadi malam hujan sangat deras. Karena ada hajatan, akad nikah akhirnya dipindah ke masjid. Nanti sore rencananya ada temu manten,” ujarnya.
Tak hanya mengganggu prosesi pernikahan, genangan air juga mempersulit aktivitas warga. Banyak warga mengeluhkan akses jalan yang tertutup banjir dengan ketinggian air yang mencapai lutut hingga hampir satu meter. “Kalau mau ke mana-mana susah, aktivitas terganggu,” tambahnya.
Air mulai surut sekitar pukul 10.00 WIB, namun kekhawatiran akan banjir susulan masih menghantui warga. Cuaca yang masih mendung membuat masyarakat terus waspada. “Kami khawatir hujan turun lagi dan sungai kembali meluap,” tutur Nur.
Tak hanya di Mojoanyar, banjir juga melanda wilayah Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Luapan Sungai Lamong merendam 49 rumah warga dan sekitar 16 hektare sawah di tiga desa, yaitu Dusun Klanting Desa Pulorejo, Dusun Ngarus Desa Banyulegi, dan Dusun Talunbrak Desa Talunblandong. Rata-rata ketinggian air mencapai 40 sentimeter dan telah masuk ke area permukiman.
Banjir Mojokerto 2025 menjadi peringatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan sistem drainase dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.
Editor : Arif Ardliyanto