Ekosistem Logistik Digital di Indonesia Meluas, Dua Ekspedisi Baru Masuk Platform Multi Layanan
SIDOARJO, iNewsSurabaya.id – Perkembangan ekosistem logistik digital di Indonesia terus menunjukkan dinamika positif. Seiring meningkatnya kebutuhan pengiriman barang, terutama dari sektor UMKM dan warung digital, model layanan multi ekspedisi kini menjadi salah satu solusi yang banyak diminati pelaku usaha kecil dan menengah.
Fenomena ini tercermin dari bergabungnya dua layanan ekspedisi besar, SAP Express dan Ninja Xpress, ke dalam sistem digital yang mendukung operasional loket-loket pengiriman di berbagai daerah.
"Integrasi ini memungkinkan pelaku usaha kecil, konter digital, dan pemilik warung dapat melayani pengiriman dari berbagai penyedia logistik hanya melalui satu platform terpadu," kata Supervisor Ekspedisi Fastpay, Novan Rozaq.
Langkah ini menjadi angin segar bagi pemerataan akses logistik di Indonesia, terutama di wilayah pinggiran kota dan desa yang selama ini belum terjangkau drop point ekspedisi secara merata. Dengan model pengelolaan terpusat, agen yang tergabung dapat menerima, memproses, dan menjadwalkan penjemputan paket tanpa perlu mengelola banyak sistem secara manual.
Salah satu fitur yang dianggap menguntungkan para pelaku usaha kecil adalah adanya layanan penjemputan langsung ke lokasi agen. Setelah transaksi selesai dan jumlah paket dikonfirmasi, kurir akan mengambil barang langsung dari loket, sehingga agen tidak perlu melakukan pengantaran ke kantor cabang ekspedisi terdekat.
"Ini menjadi solusi bagi banyak pelaku usaha di daerah yang akses transportasinya terbatas," ujarnya.
Tak hanya mempermudah operasional, kemudahan ini juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru, menjadikan warung atau loket digital sebagai simpul logistik lokal. Dalam jangka panjang, model ini bisa membantu memperkuat distribusi barang dari dan ke daerah pelosok.
Pendaftaran agen baru dilakukan melalui sistem daring dan dirancang agar bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Setelah data dilengkapi, proses verifikasi dari pihak ekspedisi biasanya memakan waktu dua hingga tiga hari kerja. Proses ini dianggap relatif cepat jika dibandingkan dengan model kemitraan bisnis pada umumnya.
Masuknya dua ekspedisi besar ke dalam sistem layanan digital seperti ini juga dipandang sebagai bagian dari dukungan terhadap ekonomi digital Indonesia. "UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional memerlukan akses logistik yang cepat, murah, dan efisien agar tetap kompetitif, terutama dalam persaingan e-commerce yang kian sengit," lanjutnya.
Layanan ini tersedia di seluruh Indonesia, dari kota-kota besar hingga pelosok desa. Potensi pemerataan ekonomi digital melalui loket dan warung kecil semakin terbuka lebar seiring bertambahnya pilihan pengiriman yang tersedia dalam satu platform.
Langkah ini juga dinilai dapat membantu para pelaku usaha menghindari ketergantungan pada satu penyedia logistik saja. Dengan sistem multi ekspedisi, mereka dapat menyesuaikan pengiriman berdasarkan tarif, estimasi waktu, dan jangkauan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Transformasi ini tidak hanya soal teknologi, tapi juga tentang perubahan model bisnis berbasis komunitas. Loket, warung, dan konter pulsa kini memiliki potensi untuk menjadi pusat layanan digital terpadu — dari pengiriman, pembayaran, hingga transaksi kebutuhan sehari-hari.
Editor : Arif Ardliyanto