get app
inews
Aa Text
Read Next : Emak-emak di Sidoarjo Dapat Edukasi Penanganan Nyeri Lutut

Unik, Siswa SMP di Surabaya Ini Wajib Pakai Bahasa Jawa Krama Inggil dan Baju Adat Saat Sekolah

Senin, 11 Agustus 2025 | 05:14 WIB
header img
SMP Wijaya Putra Surabaya Terapkan “Kamis Mlipis” untuk Lestarikan Bahasa Jawa Krama Inggil. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya pelestarian Bahasa Jawa di Kota Surabaya kini semakin nyata. Sejak awal tahun ajaran baru 2025 pada Juli lalu, SMP Wijaya Putra resmi menerapkan program unik bernama “Kamis Mlipis”. Setiap hari Kamis, siswa dan guru diwajibkan mengenakan busana adat Jawa, lengkap dengan penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil dalam seluruh interaksi di sekolah.

Tradisi baru ini bukan sekadar aturan berpakaian. Kamis Mlipis merupakan akronim dari “Kamis nganggo basa Jawa sing mlipis”, yang berarti berbicara dengan Bahasa Jawa Krama Inggil secara halus dan sopan. Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2025 tentang muatan lokal wajib Bahasa Jawa di semua jenjang pendidikan, mulai TK hingga SMP.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menegaskan bahwa pengajaran Bahasa Jawa tak cukup hanya di ruang kelas. Siswa perlu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan logat khas Surabaya.

“Bahasa Jawa harus dipraktikkan, bukan hanya dipelajari secara teoritis,” ujar Yusuf.

Di SMP Wijaya Putra, penerapan Kamis Mlipis dimulai sejak pagi. Para guru menyambut siswa dengan sapaan “Sugeng enjing” sebelum pelajaran dimulai. Interaksi di kelas hingga lingkungan sekolah pun menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil, menciptakan suasana belajar yang kental dengan nuansa budaya.

Kepala SMP Wijaya Putra, Roto Kirono, S.Pd, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya melatih keterampilan bahasa, tetapi juga menanamkan rasa bangga terhadap warisan budaya.

“Melalui Kamis Mlipis, siswa diajak memahami ciri khas busana adat sekaligus membiasakan penggunaan bahasa daerah. Ini bagian dari penguatan pendidikan budi pekerti melalui sopan santun dalam bertutur,” terangnya.

Busana yang dikenakan pun beragam. Siswa perempuan tampil anggun dengan kebaya, sementara siswa laki-laki mengenakan lurik atau baju adat lainnya. Para guru pun ikut berpartisipasi penuh, sehingga suasana sekolah pada hari Kamis terasa seperti pesta budaya.

Program Kamis Mlipis akan dijalankan secara konsisten setiap minggu dan menjadi salah satu implementasi visi sekolah yang berfokus pada budaya dan lingkungan. Harapannya, langkah ini bisa menginspirasi sekolah lain untuk menghidupkan kembali Bahasa Jawa Krama Inggil di tengah arus modernisasi.


SMP Wijaya Putra Surabaya Terapkan “Kamis Mlipis” untuk Lestarikan Bahasa Jawa Krama Inggil. Foto iNewsSurabaya/ist

Dengan kombinasi busana adat dan penggunaan bahasa daerah, SMP Wijaya Putra tak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang berbudaya dan menghargai kearifan lokal.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut