Kinerja Bank Jatim Triwulan II 2025, Aset Rp118,15 Triliun, Laba Bersih Naik 30%, Ini Rahasianya
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menunjukkan performa positif pada triwulan II 2025. Dalam public expose yang digelar secara daring, Kamis (11/9/2025), manajemen memaparkan capaian keuangan sekaligus strategi bisnis yang akan ditempuh hingga akhir tahun.
Direktur Bisnis Menengah, Korporasi & Jaringan Bank Jatim, Arif Suhirman, menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi bank pembangunan daerah (BPD) terbaik di tanah air. Menurutnya, ada tiga strategi utama yang menjadi fokus perseroan, yakni peningkatan kualitas aset dan liabilitas, pendalaman ekosistem digital, serta ekspansi skala bisnis.
“Pertumbuhan bisnis Bank Jatim diarahkan pada kualitas aset yang sehat, penyaluran kredit yang hati-hati, dan dana pihak ketiga yang berkesinambungan,” ujar Arif.
Bank Jatim juga gencar memperluas ekosistem digital. Layanan keuangan dirancang tidak hanya untuk pemerintah daerah, tetapi juga mendukung UMKM serta masyarakat umum. Selain pertumbuhan organik, perseroan melakukan langkah strategis melalui penyertaan modal di BPD lain lewat pola Kelompok Usaha Bank (KUB) dan penerbitan obligasi berkelanjutan sejak akhir 2024.
Kinerja keuangan Bank Jatim hingga akhir Juni 2025 terbilang impresif. Secara konsolidasi, aset tercatat Rp118,15 triliun, tumbuh 16,71% dibanding periode sama tahun lalu. Laba bersih mencapai Rp811 miliar, atau naik 30,64% secara tahunan (YoY).
Secara individu, aset Bank Jatim berada di angka Rp101,75 triliun atau naik tipis 0,51% YoY, dengan laba bersih Rp703 miliar yang meningkat 13,26% YoY.
Penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 15,91% YoY. Kredit konsumtif mencapai Rp35,79 triliun atau naik 12,75%, sementara kredit produktif tumbuh lebih tinggi, yakni 19,71% menjadi Rp31,51 triliun.
“Optimalisasi account officer, penguatan tenaga kerja, serta monitoring berkala menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan kredit, baik di sektor konsumtif maupun produktif,” jelas Arif.
Editor : Arif Ardliyanto