get app
inews
Aa Text
Read Next : Terinspirasi Teknologi Drone UTHM, Untag Surabaya Siapkan Lompatan Riset Menuju WCU

Universitas Berkelas Dunia Butuh Pemimpin yang Punya Nyali, Bukan Sekadar Visi Belaka

Jum'at, 19 September 2025 | 05:36 WIB
header img
Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Di era globalisasi dan percepatan teknologi, wacana “World Class University” (WCU) semakin sering terdengar di ruang-ruang akademik. Banyak perguruan tinggi berlomba menempelkan label ini sebagai identitas kebanggaan. Namun, mari kita jujur: WCU bukan sekadar jargon di baliho atau visi manis di dokumen strategis. Kualitas berkelas dunia hanya bisa lahir dari kepemimpinan yang punya nyali untuk berubah.

Masalahnya, tidak sedikit pemimpin perguruan tinggi yang justru terjebak dalam zona nyaman. Mereka pandai merangkai kata, tetapi ragu mengambil langkah berisiko. Padahal tanpa keberanian, strategi hanyalah kertas indah yang berdebu di rak arsip.

Prof. Dr. Thomas Suyatno, Ketua Umum ABP-PTSI, pernah menegaskan bahwa membangun WCU butuh visi tajam, tata kelola inovatif, dan komitmen terhadap mutu pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Tapi mari kita garis bawahi: semua itu akan mandek jika pemimpin kampus takut mengambil risiko.

Keberanian di sini bukan sekadar soal retorika. Ia nyata dalam keputusan strategis: berani mengalokasikan anggaran lebih untuk riset, berani mendorong dosen menembus jurnal internasional, berani merombak sistem manajemen yang usang, berani membuka pintu kolaborasi akademik global. Tanpa langkah-langkah konkret itu, mutu kampus hanya akan stagnan.

Ranking Global Bukan Segalanya

Hari ini, banyak perguruan tinggi terobsesi pada posisi di pemeringkatan dunia. Padahal angka-angka itu hanyalah refleksi dari keputusan berani yang sudah diambil sebelumnya. Kualitas sejati justru lahir ketika kampus berani memperkuat kurikulum, meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri global, sekaligus menjaga identitas nasional.

WCU bukan berarti kehilangan jati diri bangsa. Justru perguruan tinggi yang berani menjaga nilai Pancasila, bahasa Indonesia, agama, dan kewarganegaraan sembari berkompetisi di kancah internasional, itulah yang layak disebut “kelas dunia”.

Global, tapi Tetap Nasionalis

Di tengah arus globalisasi, tantangan terbesar kampus adalah menyeimbangkan kompetisi global dengan akar nasional. Universitas yang berani bertransformasi digital tanpa mengorbankan nilai kebangsaan terbukti mampu melahirkan lulusan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh sebagai agen perubahan sosial di masyarakat lokal.

Artinya, lulusan tidak hanya siap kerja di Silicon Valley atau Singapura, tapi juga siap membangun desa, menggerakkan UMKM, dan menjadi motor inovasi di daerahnya.

Mutu berkelas dunia tidak lahir dari visi besar semata. Ia lahir dari pemimpin yang berani mengambil keputusan sulit, mengelola risiko, dan menembus batas-batas lama yang sering menghambat kemajuan.

Perguruan tinggi di Indonesia hanya akan benar-benar berkelas dunia jika dipimpin oleh orang-orang yang berani: berani berubah, berani berinovasi, dan berani menjaga jati diri bangsa.

Karena sekali lagi, WCU bukan tentang siapa yang paling tinggi rankingnya, tapi siapa yang paling berani keluar dari zona nyaman untuk membawa kampus menuju perubahan sejati.

Penulis :

Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut