Bukan Sekadar Kerja Sama, Ini Terobosan Riset Logistik Terbaru di Surabaya!
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pengembangan riset maritim dan logistik di Indonesia kini memasuki babak baru. PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meresmikan SPIL Research Center (SRC), pusat riset kolaboratif yang memadukan keunggulan akademik dan kekuatan industri dalam satu ekosistem inovasi.
Peresmian SPIL Research Center pada Selasa, 30 September 2025 di Departemen Teknik Perkapalan ITS bukan sekadar seremoni. Pusat riset ini dirancang sebagai laboratorium inovasi yang mempertemukan ide-ide segar dari kampus dengan kebutuhan nyata industri logistik di Indonesia.
Dalam kolaborasi ini, SPIL sebagai pelaku industri logistik nasional menghadirkan tantangan dunia nyata yang akan ditangani bersama tim riset ITS. Topik-topik yang menjadi fokus antara lain: Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk efisiensi pelayaran, Pengembangan rantai pasok pintar (smart supply chain), Magang berbasis proyek untuk mahasiswa dan Publikasi ilmiah dan inovasi berkelanjutan
“Kolaborasi ini bukan hanya soal kerja sama, tapi soal menyatukan visi untuk membentuk masa depan logistik Indonesia,” ungkap Dominikus Putranda Romo Ganggut, General Manager Human Capital & Corporate Affairs SPIL.
Sebagai langkah awal, SRC akan menggelar program hackathon berbasis AI, yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Tujuannya jelas: menciptakan solusi nyata untuk tantangan industri logistik, langsung dari lingkungan kampus.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menjadi problem solver dalam industri,” jelas Fadlilatul Taufany, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS.
Dalam wawancara lanjutan, Fadlilatul menggarisbawahi bahwa riset utama di SRC akan menekankan pemanfaatan teknologi AI. Salah satu aplikasinya adalah meningkatkan efisiensi operasional pelayaran—mulai dari optimasi rute hingga prediksi permintaan muatan.
SPIL sendiri sudah mengimplementasikan sistem digital seperti platform MySPIL, yang memungkinkan pelanggan melacak pergerakan barang secara real-time.
“Digitalisasi bukan tren semata. Ini kebutuhan industri logistik modern. Teknologi dari kampus bisa langsung kami uji dan implementasikan,” tambah Dominikus, yang akrab disapa Donny.
Kerja sama SPIL tidak terbatas di ITS. Hingga kini, SPIL sudah bermitra dengan delapan perguruan tinggi lainnya di berbagai wilayah Indonesia, antara lain:
Kerja sama ini mencakup program magang, riset bersama, dan pertukaran gagasan inovatif.
Pendirian SPIL Research Center menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem riset logistik yang berkelanjutan di Indonesia. Lebih dari sekadar tempat riset, SRC diharapkan jadi jembatan antara teori dan praktik, serta menjadi role model kemitraan strategis antara dunia pendidikan dan industri.
“Kami melihat pendidikan tinggi bukan hanya sebagai tempat belajar, tapi juga sebagai engine inovasi nasional,” tutup Donny.
Editor : Arif Ardliyanto