Fenomena K-Drama dan Pembentukan Karakter Gen Z di Era Digital
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Fenomena drama Korea atau yang populer disebut K-drama telah melampaui batas geografis dan menjelma menjadi bagian dari budaya pop global. Pengaruhnya terasa kuat, terutama di kalangan Generasi Z kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 dan tumbuh seiring pesatnya perkembangan internet serta media sosial. Akses yang mudah terhadap platform hiburan lintas negara membuat generasi ini begitu dekat dengan produk budaya Korea Selatan, khususnya K-drama.
K-drama kini tidak hanya menjadi tontonan, melainkan juga medium yang berperan besar dalam membentuk gaya hidup, pola pikir, dan nilai-nilai sosial Generasi Z. Salah satu kunci popularitasnya adalah kemampuan drama Korea mengemas cerita dengan cara yang emosional, relevan, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Tema seperti persahabatan, cinta, perjuangan hidup, hingga isu sosial mampu menyentuh hati penonton dan menciptakan keterlibatan emosional yang mendalam. Karakter-karakter yang relatable membuat Generasi Z merasa bahwa kisah di layar menggambarkan sebagian dari realitas mereka.
Salah satu dampak paling nyata dari fenomena ini tampak pada tren fesyen. Tokoh dalam drama Korea kerap tampil dengan gaya yang menarik dan terkini, mulai dari busana kasual hingga formal. Banyak penggemar muda menjadikan gaya para aktor dan aktris favoritnya sebagai inspirasi berpakaian sehari-hari.
Jaket oversized, sweater polos, sepatu sneaker minimalis, hingga aksesori sederhana kini menjadi pemandangan umum di kalangan remaja dan mahasiswa. Teknik layering serta dominasi warna pastel yang sering muncul di layar turut diadaptasi menjadi bagian dari gaya modern mereka.
Fenomena ini mendorong lahirnya tren K-fashion, yang tak hanya diikuti oleh produk Korea, tetapi juga diadopsi oleh merek lokal dan internasional. Peran media sosial mempercepat penyebaran tren tersebut, menciptakan keseragaman gaya yang khas di kalangan Generasi Z.
Tak berhenti di dunia fesyen, pengaruh K-drama juga merambah ranah kuliner. Makanan khas Korea seperti kimchi, bibimbap, tteokbokki, dan kimbap kini makin populer di kalangan anak muda. Kemunculan hidangan-hidangan tersebut dalam adegan drama menimbulkan rasa penasaran dan dorongan untuk mencobanya secara langsung.
Selain itu, produk kecantikan asal Korea atau K-beauty turut memperoleh sorotan besar berkat eksposur masif dari K-drama. Produk perawatan kulit dan riasan wajah yang digunakan oleh para aktor menjadi tren baru yang diikuti banyak penggemar.
Daya tarik K-drama tidak berhenti pada visual dan cerita. Bahasa Korea dengan ekspresi dan gaya bicaranya yang khas juga menjadi magnet tersendiri. Banyak penonton Generasi Z terdorong untuk mempelajari bahasa Korea secara mandiri, baik melalui aplikasi, kursus daring, maupun komunitas belajar. Ungkapan seperti “oppa,” “onnie,” atau “anyeonghaseyo” kini akrab di telinga remaja dan menjadi bagian dari kosakata sehari-hari mereka.
Keterlibatan ini menunjukkan bahwa K-drama bukan hanya hiburan semata, melainkan juga jembatan budaya yang memperluas wawasan dan mempererat hubungan lintas negara. Bagi Generasi Z, drama Korea telah menjadi simbol ekspresi diri, gaya hidup, dan cara baru memahami dunia melalui lensa budaya populer.
Penulis: Nadia Bilqis Salsabila
Editor : Arif Ardliyanto