Pentas Ludruk Pelajar SMK Ini Bikin Kagum, Bukti Budaya Jawa Timur Tak Hilang di Era Modern
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Suasana peringatan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda masih terasa di Surabaya. SMK IPIEMS Surabaya tampil berbeda, Sekolah ini tidak hanya merayakan semangat kebangsaan, tetapi juga menghidupkan kembali seni tradisional ludruk sebagai bagian dari identitas budaya Jawa Timur.
Peringatan yang digelar pada Selasa, 28 Oktober 2025, mengusung tema “Merajut Kreativitas, Menjaga Bahasa, Menguatkan Budaya.” Tema ini mencerminkan tekad generasi muda SMK IPIEMS untuk tetap menjunjung tinggi bahasa dan budaya Indonesia di tengah gempuran era digital dan budaya global.
Kegiatan diikuti ratusan siswa dari kelas X dan XI yang menampilkan berbagai kreasi bahasa dan seni. Namun, perhatian utama tertuju pada lomba ludruk, yang menjadi ajang paling meriah dan sarat makna.
Ludruk, seni teater rakyat khas Jawa Timur menjadi simbol perlawanan terhadap lunturnya nilai budaya lokal. Dalam penampilan mereka, para siswa menampilkan lakon bertema perjuangan dan semangat persatuan dengan gaya khas ludruk yang jenaka, menghibur, namun penuh pesan moral. Sorak sorai penonton menggema di aula sekolah ketika tokoh-tokoh lucu seperti Cak Kartolo dan Cak Markeso versi pelajar tampil memukau.
“Melalui ludruk, kami belajar bahwa budaya tidak hanya untuk ditonton, tetapi juga untuk dijaga dan diwariskan,” ujar salah satu peserta lomba, Dinda, siswa kelas XI.
Selain lomba ludruk, acara juga diramaikan dengan kompetisi monolog Bahasa Indonesia, cipta dan baca puisi berbahasa Jerman, serta Sing and Shine—ajang penampilan lagu berbahasa Inggris. Seluruh kegiatan tersebut dirancang untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa dan memperluas wawasan kebudayaan di tingkat global.
Panitia juga menghadirkan seminar kebudayaan yang membahas pentingnya menjaga bahasa daerah dan seni tradisi sebagai bagian dari jati diri bangsa. Dalam seminar itu, para siswa diajak memahami bahwa kemajuan teknologi tidak seharusnya menjauhkan generasi muda dari akar budayanya sendiri.
Kepala SMK IPIEMS Surabaya, Akhmad Fauzi, S.E., menegaskan bahwa semangat cinta tanah air tidak hanya diwujudkan lewat kata-kata, tetapi juga lewat tindakan nyata menjaga bahasa dan budaya.
“Bahasa adalah jati diri bangsa, dan ludruk adalah cerminan jiwa masyarakat Jawa Timur. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai nasionalisme sekaligus menghidupkan kembali kecintaan terhadap kesenian daerah,” ujarnya.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda di SMK IPIEMS tahun ini menjadi bukti bahwa generasi muda tidak hanya kreatif, tetapi juga peduli terhadap pelestarian budaya. Lewat ludruk, semangat kebangsaan dan nilai gotong royong kembali bergema, seolah menegaskan bahwa seni tradisional tetap relevan di tengah arus modernisasi.
Editor : Arif Ardliyanto